Agustini Utari*
Dokter Spesialis Anak Endokrin – FK UNDIP/ RS Nasional Diponegoro
Tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Diabetes Melitus (DM) atau yang kita kenal dengan “kencing manis” merupakan salah satu masalah kesehatan yang merupakan acaman serius . Selama ini diabetes hanya dikenal di kalangan orang dewasa, meski dalam kenyataannya DM juga bisa terjadi pada anak-anak kita. Ada beberapa jenis penyakit diabetes, yang tersering adalah DM tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes yang paling banyak menjangkiti anak dan remaja adalah DM Tipe 1. Namun demikian saat ini kasus DM Tipe 2 juga meningkat akibat berat badan berlebih (obesitas) dan perubahan gaya hidup yang mengarah ke obesitas.
Jumlah anak dan remaja pengidap DM Tipe 1 ini dalam tiga tahun terakhir jumlah kasusnya meningkat hingga 500 persen. Berdasarkan catatan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia sejak tahun 2009 hingga saat ini tercatat lebih dari 1200 anak yang terkena DM. Data ini baru mewakili sebagian kecil dari Indonesia karena data yang didapat baru di kota-kota besar yang mempunyai dokter endokrinologi anak.
DM Tipe I penyebab utamanya adalah proses autoimun yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Akibatnya tubuh mengalami kekurangan insulin. DM tipe 1 ini lebih sering muncul pertama kalinya pada usia anak-anak atau remaja. Sedangkan DM tipe 2 terjadi akibat aksi insulin yang terganggu dan gangguan dalam menghasilkan insulin. DM tipe 2 pada anak-anak atau remaja biasanya terjadi terutama pada anak dan remaja yang mengalami kegemukan.
Gejala yang muncul sebetulnya mirip dengan orang dewasa yakni sering kencing (bahkan kadang mengompol di malam hari setelah sebelumnya tidak pernah mengompol), sering lapar dan sering merasa haus dan berat badan menurun. Jika tidak terdiagnosis secara dini maka seringkali anak akan datang dalam keadaan berat yakni mengalami koma diabetes.
Mereka yang terkena diabetes memiliki kadar gula sesaat dalam darahnya lebih dari 200 mg/dl. Untuk patokan saat darah diambil kapan saja, sedang angka 126 mg/dl, untuk darah yang diambil saat puasa.
Pengobatan yang diberikan adalah dengan memberikan pengobatan, pengaturan makan, olahraga yang cukup, pemantauan gula darah dan pemberian edukasi yang baik kepada penderita dan orang tua. Pada diabetes yang tipe 1, maka pengobatan dengan menggunakan suntikan insulin seumur hidupnya. Sementara yang tipe 2 diobati dengan obat yang diminum setiap hari dengan atau tanpa insulin.
Dengan deteksi dini dan pengelolaan penyakit yang tepat, anak dengan diabetes bisa hidup normal, bisa bermain, belajar dan beraktivitas sehari-hari seperti biasa asalkan taat kepada pengobatan yang diberikan.