Dok, beberapa hari lalu saya melahirkan anak pertama secara cesar. Air susu saya tidak keluar, karena itu si bayi saya berikan susu formula. Kata tetangga saya, susu formula baik untuk bayi agar gemuk. Apa air susu saya kering? Apa saya tidak bisa menyusui? Adakah pengaruh pemberian susu formula tersebut? Sebaiknya apa yang harus saya lakukan?
Ny. Mita, Gianyar
08133723xxxx
Ibu Mita, apa yang ibu sampaikan sering dikeluhkan baik oleh ibu yang pertama kali punya momongan maupun ibu yang telah berkali-kali melahirkan. Ini merupakan hal yang wajar, apalagi baru pertama kali mengalami. Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Di samping memiliki pengaruh biologis dan kejiwaan unik, bagi ibu dan bayi. Zat-zat anti-infeksi membantu bayi terhindar dari penyakit, walaupun menyusui tidak selamanya dapat berjalan normal.
Tidak ada ibu yang tidak bisa menyusui, kecuali karena indikasi medis tertentu. Seperti pada ibu berpenyakit menular, atau keadaan tertentu mengharuskannya. Pemberian ASI yang benar harus sesuai dengan perkembangan fisiologi bayi selama masa pralahir, dan tahun pertama kehidupannya. Dalam menyusui ketepatan waktu saja tidak cukup, kegagalan menyusui sering disebabkan kurang atau sama sekali tidak ada pengalaman, dan pengetahuan menyusui yang benar. Kemauan menentukan kemampuan menyusui. Ibu dapat menghasilkan ASI untuk kebutuhan bayinya, tetapi jika pola makan kurang baik serta gizi tidak lengkap dan seimbang, maka akan memengaruhi produksi ASI yang berkualitas. Produksi ASI yang rendah bisa diakibatkan kurang sering menyusui atau memerah ASI dan memijat payudara. Jika bayi tidak bisa mengisap secara efektif, dapat diakibatkan struktur mulut rahang kurang baik. Tekniknya salah dan kelainan-kelainan endokrin, jaringan payudara, pencernaan, dan gizi kurang. Apa yang ibu alami dapat diakibatkan faktor jarang menyusui. Paling efektif meningkatkan ASI adalah menyusui setiap 2-3 jam, 8 kali/24 jam di masa-masa awal menyusui khususnya 4 bulan pertama. Tidak ada satu punmakanan ideal untuk bayi baru lahir kecuali ASI. Bayi perlu perawatan optimal sejak dini, termasuk pemberian makanan yang ideal. Ibu tidak memberikan ASI bisa karena produksinya tidak mencukupi. Secara biologis hanya 2-5% yang memang produksinya kurang, selebihnya 95-98% dapat menghasilkan ASI yang cukup.
Menemukan penyebab berkurangnya ASI salah satu langkah penting. Hambatan menyusui dapat pula diakibatkan adanya faktor lokal. Seperti feedback inhibitor/saluran ASI penuh, stres/rasa sakit, payudara yang bengkak karena saluran ASI/ sinus laktiferus penuh. Hal itu menghambat pengeluaran oksitosin dalam memeras ASI, dan penyapihan, penghentian penyusuan sebelum waktunya akibat ibu bekerja. Cairan diperlukan dalam metabolisme tubuh dan menambah pasokan ASI yang diperoleh dengan minum air putih setidaknya 3 liter/hari atau 8 gelas per hari. Ada beberapa faktor berpengaruh, seperti: faktor menyusui. Sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi/on demand termasuk malam hari minimal 8 kali/hari. Produksi ASI dipengaruhi seringnya bayi menyusui. Makin jarang menyusui maka produksinya akan berkurang. Faktor psikologis ibu, tidak memiliki keyakinan mampu memproduksi ASI. Stres, khawatir, dan ketidakbahagiaan ibu juga peran keluarga dapat meningkatkan percaya diri ibu. Fisik ibu, seperti sakit, lelah, penggunaan KB hormon, pil, ibu menyusui hamil lagi, peminum alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan payudara. Faktor bayi, seperti bayi sakit dan bayi mengalami kelainan bawaan.
Pemberian susu formula hanya atas indikasi, seperti ibu tidak dapat menyusui karena sakit yang ditularkan melalui ASI. Gemuk, tidak selalu berarti bayi sehat. ASI “air ajaib” yang Tuhan ciptakan untuk bayi manusia, susu sapi untuk anak sapi, susu manusia untuk anak manusia. Selama ini tidak ada yang sanggup menyaingi, menyamai kualitas dan kuantitas air susu, kecuali ASI itu sendiri. Apa yang ibu alami sebaiknya dikonsultasikan dengan baik kepada konselor ASI, maupun ke pusat layanan kesehatan terdekat. Jangan memercayakan kesehatan dan keselamatan bayi ibu hanya pada daya tarik berbagai iklan/pariwara. Yakini diri bisa menyusui, apalagi ASI dapat diproduksi setiap ibu, baik yang mengalami kehamilan maupun tidak. Alasannya, faktor menyusui tidak hanya bergantung pada ibu yang mampu hamil, melahirkan, namun dapat diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation). Bahkan pada laki-laki pun bisa terjadi pengeluaran susu, karena orang laki memiliki kelenjar susu mamalia seperti wanita sehingga bisa menghasilkan susu. Biasanya pada laki-laki dengan kelainan hormonal atau masa terapi hormon pada penyakit kanker.
Jadi sebetulnya ibu tidak kesulitan menyusui karena memiliki kelenjar susu yang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Jangan takut menyusui, karena manfaatnya tidak hanya dirasakan bayi, juga bagi ibu, keluarga, bahkan negara. Pada kehamilan 5-6 bulan payudara siap memproduksi ASI. Produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan, namun ada sekita 50-73 jam/2-3 hari melahirkan. Jika sebelum itu ibu belum mengeluarkan ASI adalah petanda normal. Demikianlah, mudah-mudahan dapat menjawab apa yang ibu sampaikan. Terima kasih.
dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Obgin RSU Premagana & RSIA Puri Bunda
Terima kasih atas pertanyaannya. Hal ini sangat sering terjadi pada ibu-ibu yang baru melahirkan, terutama melahirkan anak pertama. Apa yang disampaikan Dokter Bayuningrat sangat tepat. Ada beberapa hal yang akan saya tambahkan. Harus diingat secara harafiah semua wanita bisa menyusui, namun ada beberapa faktor penghalang seperti keadaan sakit, ibu kelelahan dan berada dalam tekanan/stres. Namun semua ini dapat diselesaikan dengan cara jika ibu sedang sakit, maka segeralah berobat. Jika kelelahan maka peran suami atau mertua atau orang dekat lainnya sangat penting, dengan membagi tugas mengurus anak, bekerja/mencari nafkah dan mengurus rumah. Jika ibu dalam tekanan, maka harus dicari tahu penyebabnya dan konsultasikan dengan psikiater atau psikolog.
Perlu juga diketahui, anak gendut belum tentu sehat. Malah menurut badan kesehatan dunia (WHO) kalau anak gendut itu adalah anak sakit kronis. Dan pemberian susu formula hampir tidak ada gunanya. Indikasinya harus sangat jelas sekali. Susu formula pada dasarnya “sampah” alias tidak diperlukan pada ibu yang bisa menyusui. Ibu hanya perlu sedikit diberikan petunjuk bagaimana menyusui yang baik dan benar. Tidak cuma baik tetapi harus benar. Teknik menyusui yang baik dan benar akan mengoptimalkan keluarnya ASI.
Jika masih belum bisa menyusui dengan baik dan benar, maka sudah saatnya mencari pertolongan kepada konselor laktasi atau kepada dokter yang mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar. Jangan lupa bagi ibu yang saat ini sedang hamil, mohon membicarakan kepada dokter/bidan tentang rencana memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang akan dilahirkan.
Dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Dokter Anak dan Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa