Stres Berat karena Diare
November 6, 2015
Tak Ada Satu pun Makanan Ideal untuk Bayi Selain ASI
November 6, 2015

Suami sebagai Penentu Jenis Kelamin Anak

Pertanyaan :

Dok, saya mendambakan anak berjenis kelamin lakilaki, dari dua pernikahan saya memiliki empat anak yang semuanya perempuan. Bagaimana solusinya dok? Apakah disebabkan faktor istri saya? Bagaimana peluang mendapatkan anak laki-laki kalau saya menikah lagi?

Jawaban :

Apa yang bapak alami sering dikeluhkan pada banyak pasangan. Kehamilan adalah sebuah proses yang bertujuan mendapatkan dan meneruskan keturunan, seharusnya membahagiakan dan membanggakan, namun banyak pasangan kehilangan semangat, ketika anak yang dikandungnya tidak memiliki jenis kelamin seperti yang didambakan, bahkan ada yang tidak ingin kehamilannya diteruskan lantaran jenis kelaminnya tidak diharapkan. Kehamilan sebagai anugrah, keberlangsungannya harus dijaga, bukan sebaliknya, padahal banyak pasangan untuk hamil saja sudah sulit, apalagi menginginkan memilih jenis kelamin anak. Fenomena budaya masyarakat yang “mengagungkan” atau lebih memerankan jenis kelamin tertentu “ terjebak” untuk mendapatkannya.

Sering karena keegoan pria, masalah anak/reproduksi semata- mata dipandang sebagai urusan istri. Wanita diyakini sepenuhnya bertanggung jawab atas berbagai masalah reproduksi dan dianggapnya penentu jenis kelamin anak, bahkan ada kasus jika anak yang terlahir tidak laki-laki, maka suami akan meninggalkannya untuk kawin lagi hanya lantaran alasan jenis kelamin. Padahal sesungguhnya ayah adalah sebagai “penentu tunggal” jenis kelamin anak yang diperankan oleh kromosom Y sebagai bibit jenis kelamin laki-laki asalnya dari kromosom XY yang hanya ada pada laki-laki, sedangkan wanita hanya memiliki kromosom XX yang tidak ada bibit laki-laki. Fenomena salah kaprah ini sering terjadi dalam masyarakat, yang akhirnya mensengsarakan pasangan itu sendiri.

Berbagai teknik mendapatkan anak berjenis kelamin laki-laki, dari yang sederhana atau alamiah maupun menggunakan teknologi berbantu (bayi tabung) . Prinsipnya adalah mempertemukan sel telur dengan sperma (kromosom Y). Teknik alamiah yang bisa dikerjakan antara lain : mulai dari teknik hubungan seksual, di mana dilakukan sedekat mungkin dengan masa subur, saat hubungan seksual istri lebih dulu orgasme, saat orgasme lakukan penetrasi dalam, sehingga peluang jenis kelamin anak laki-laki bertambah, dan dilakukan sebaliknya bila mendambakan anak jenis kelamin perempuan. Keberhasilan metode ini 85-90%. Penggunaan teknologi berupa pemilahan dan pemilihan jenis kelamin anak masih sangat mungkin dilakukan dengan, seperti: metode swim up, sperma dipreparasi (kromosom Y/laki-laki) akan berada di permukaan atas tabung, dan sebaliknya. Teknik bayi tabung, inseminasi/kawin suntik sering menggunakan metode preparasi sperma untuk memudahkan pemilahan dan pemilihan jenis kelamin sesuai yang diinginkan. Manusia hanya mampu berupaya, Tuhan yang menentukan.

Jadi betapa penting peran suami sebagai penentu jenis kelamin anak, bukan istri. Apalagi keinginan menambah istri (walaupun pada sebagian orang dianggap sebagai hak pasangan), namun dapat dikatakan sebagai fenomena mencari alasan atau “pelarian” dari masalah. Adanya masalah bukan dihindari, tetapi solusinya dihadapi, di antaranya dengan mengenali upaya-upaya mendapatkannya tadi. Penentu jenis kelamin anak adalah faktor Y dalam kromosom laki-laki (XY). Konsultasikan keluhan agar memperoleh penanganan yang optimal. Demikian mudah-mudahan bermanfaat.
Dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dokter Obgin RSU Premagana.
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa