Rubrik Konsultasi-Psikosomatik
September 5, 2015
Bincang-Bincang Medis – Masa Masa Haid atau Datang Bulan
September 7, 2015

Rubrik Konsultasi-Diare Kronik

Pertanyaan :

Saya Ary, 53 tahun, sudah 3 tahun terakhir ini saya sangat mudah diare, obat-obatan diare yang dijual bebas tidak lagi mempan, kalau sedang parah sehari bisa 7-10 kali BAB. Obat lodia atau imodium diminum 2 kali sehari barulah diare berhenti. Tolong dokter ada apa sebenarnya dengan pencernaan saya, harus berobat kemana? Terima Kasih.

Ary, 53 tahun, Denpasar

0898543xxxx

Jawaban :

Terima kasih Bapak/Ibu Ary atas pertanyaannya. Diare sebenarnya adalah mekanisme normal tubuh untuk mengeluarkan zat atau kuman-kuman yang berbahaya bagi tubuh. Diare ada yang normal, ada juga yang disebabkan oleh kuman : bakteri atau virus.

Bila diare sudah berulang kali selama 3 tahun terakhir, Apakah sudah melakukan pemeriksaan feses rutin atau kultur feses/tinja untuk mengetahui penyebab diare sehingga penanganan yang diberikan selaras dengan penyebab diare.

Pada diare kronis tersebut, apakah di sekitar rongga mulut ada bercak-bercak berwarna putih, atau apakah ada riwayat batuk lama lebih dari 1 minggu, bila ada, maka kemungkinan terjadi proses penurunan daya tahan tubuh (immunodefisiensi). Saya sarankan agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Dr. Made Candra Wijanadi, CHt

Dokter Umum, Hypnotherapist

Diare diartikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan konsistensi feses/tinja menjadi cair. Secara praktis, dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair.

Berdasarkan waktunya, diare dapat digolongkan menjadi diare akut, bila berlangsung kurang dari 2 minggu, dan diare kronik bila berlangsung lebih dari 2 minggu. Penyebab diare sangat bervariasi, bisa oleh faktor infeksi, seperti : virus, bakteri atau parasit, dan faktor non- infeksi, seperti : keracunan, alergi makanan, obat-obatan, radang usus, gangguan pergerakan usus, tumor usus, atau penyakit-penyakit lain diluar kelainan usus.

Mencari penyebab diare, perlu mengetahui tipe diare dari bentuk tinja, apakah ada darah atau lendir?, apakah ada gejala dan tanda penyerta lain, seperti : sakit perut, mual muntah, penurunan berat badan, atau anemia?, Apa yang memperberat diare, kapan waktu diare paling banyak terjadi?, apakah ada riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga? Hal-hal tersebut bisa juga membantu.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu : pemeriksaan tahap awal/dasar, meliputi : pemeriksaan darah sederhana, feses, urin dan tahap lanjutan meliputi : radiologi (Rontgen, USG atau CT scan), endoskopi/kolonoskopi (pemeriksaan dengan memasukkan selang untuk melihat kondisi saluran pencernaan), dan jika diperlukan dapat ditambah pemeriksaan darah yang lebih spesifik, serta beberapa pemeriksaan lain.

Kasus yang dialami, dimana diare sudah berlangsung hilang timbul lebih dari 3 tahun, dikategorikan sebagai diare kronik. Apa yang terjadi dengan pencernaan, pertama harus diketahui tipe diarenya dengan melakukan pemeriksaan fisik langsung oleh dokter, lalu pemeriksaan penunjang awal di laboratorium berupa darah rutin dan feses, dan apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan tahap lanjutan di atas.

Saran saya, agar memeriksakan diri terlebih dahulu ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam, baru ditentukan pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan. Mengenai obat diare yang diminum selama ini tergolong obat untuk mengurangi gejala diare saja, belum mengobati penyebabnya, sehingga diare belum membaik. Setelah penyebabnya diketahui, maka akan diberikan terapi yang sesuai dengan penyebabnya. Demikian saran saya, semoga bermanfaat.

Dr. Sabrina Smit, MBiomed., SpPD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Magister Biomedis

Apa yang dikeluhkan dapat disebut sebagai diare, bila buang air besar (cair) lebih dari tiga kali sehari dan apabila berlangsung lebih dari dua minggu (kasus Bapak/Ibu lebih dari 3 tahun) dikenal sebagai diare kronik. Banyak macam penyebab diare kronik, meliputi : infeksi (bakteri, amuba, tuberculosis/TBC, malaria), dan non-infeksi (penyakit inflamasi saluran cerna), gangguan penyerapan makanan, radiasi, keganasan/kanker usus besar, bahkan penyakit immunodefisiensi HIV-AIDS yang mana sekitar 30-60% dari penderita memiliki gejala mual, muntah.

Diare timbul pada tahap awal penyakit HIV, belum tentu Bapak/Ibu menderita HIV, namun perlu mewaspadai diare yang tidak henti-henti dan tidak respon dengan obat. Lakukanlah pemeriksaan fisik, dan penunjang lain atau general check up untuk mengetahuinya.

Pada diare kronik ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan, antara lain : darah rutin, analisa tinja, fungsi hati, USG perut, peneropongan usus besar/kolonoskopi hingga biopsi, bila ada kecurigaan penyakit immunodefisiensi dapat diperiksa Anti-HIV test, CD4, dan lain-lain.

Pada wanita yang sudah tidak haid lagi/menopause/baki, dimana terjadi perubahan komposisi hormon tubuh, keluhan diare seringkali bisa terjadi yang lebih banyak diperankan oleh faktor psikologis sebagai dampak tidak langsung penurunan estrogen, seperti : kecemasan, mudah tersinggung, gelisah, tidak nyaman, sulit tidur, ketakutan, gangguan fisik lain.

Mengenai obat-obatan yang digunakan, seperti : lodia dan Imodium yang komposisinya adalah loperamide (suatu antimotilitas dan sekresi usus dari golongan opiat) merupakan terapi simptomatik, menghilangkan gejala saja, tergolong obat keras, dulu obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya), harus dibeli dengan resep dokter, penggunaannya atas indikasi medis/dokter, karena obat ini memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K didalamnya. Ia bukan termasuk obat yang diperjualbelikan secara bebas apalagi tanpa indikasi yang jelas. Belum lagi dosis/aturan pakai yang digunakan tidak sesuai petunjuk pemakaian obat tersebut, sehingga sangat mungkin efektifitas terapi menjadi kurang, dan dapat mengalami risiko, bahkan komplikasi karenanya.

Obat-obatan tersebut berkhasiat keras, bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. Walaupun “penyalahgunaan” dapat saja terjadi, namun sebaiknya dan seharusnya diberikan hanya atas indikasi dan resep dokter. Setiap obat memiliki indikasi, efek samping, dosis, komplikasi, termasuk loperamide yang merupakan obat turunan dari antipsikotik/obat sakit jiwa dengan efek obstipasi (mampu menormalkan keseimbangan penyerapan dan pengeluaran cairan dari sel-sel mukosa), dengan memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan kelebihan pengeluaran/hipersekresi ke normal.

Penanganan diare harus dilakukan segera, karena dapat menimbulkan dehidrasi/kurang cairan tubuh yang dapat mengakibatkan kematian, apalagi diare sudah berlangsung kronis, sebaiknya menghubungi dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan agar memperoleh pemeriksaan fisik lengkap, bahkan penunjang jika diperlukan.

Pengobatan dan respon terapi bervariasi, biasanya memakan waktu lama (4-8 minggu). Buang air besar berulang dapat terjadi oleh faktor psikologis. Penyakit fisik dapat diperankan oleh faktor psikis/kejiwaan, namun terlebih dahulu pastikanlah terbebas dari penyakit fisik, bila semua normal kemungkinan faktor psikis. Jadi Mengelola pikiran termasuk bagian dari menjaga tubuh fisik tetap sehat/normal.

Dr. Bayuningrat, IGNM, SpOG, MM, CHt

Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Adanya riwayat sering diare yang sudah berlangsung sekitar 3 tahun terakhir, sebaiknya melakukan konsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam segera. Bila diperlukan dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya, meliputi : pemeriksaan darah, urin, feses, radiologi (rontgen, USG atau CT-Scan) dan Endoskopi/Kolonoskopi. Laboratorium Klinik Prodia Denpasar menyediakan Paket General Medical Check Up (GMC) yaitu : pemeriksaan minimal lengkap untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial berbahaya, meliputi : pemeriksaan darah, urin, feses, fisik dan radiologi disertai dengan saran dan kesimpulan dari hasil General Medical Check Up (GMC) tersebut. Dengan melakukan pemeriksaan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan melakukan General Medical Check Up (GMC) diharapkan penyebab diare Anda dapat ditemukan.

Tim Laboratorium Klinik Prodia Denpasar