Anak saya, berusia dua tahun dan saat ini menderita batuk lebih dari dua minggu. Saya sudah sempat periksakan anak saya itu ke dokter dua kali. Memang, si anak masih bisa makan dan minum dengan baik. Hanya, kalau malam sering gelisah dan sering kali terbangun karena batuk. Apa yang harus saya lakukan dokter?
Ibu Angga di Bedahulu
Terima kasih atas pertanyaan Ibu Angga. Sayang sekali data tentang, Angga, anak ibu, tidak lengkap. Seperti bagaimana kondisi batuknya, apakah batuknya tersebut berlangsung sepanjang hari. Atau malah batuknya itu terjadi pada malam bahkan lebih banyak dini hari? Bisa juga secara spesifik, batuk itu keluar ketika beraktivitas saja. Apakah batuknya itu disertai suara napas grok-grok atau ngik-ngik? Apakah batuknya itu berdahak atau batuk tanpa dahak/kering. Apakah selama ini kemunculan batuk itu disertai demam?.Namun satu hal yang pasti, sakit batuk itu merupakan salah satu gejala penyakit yang sifatnya ringan sampai dengan berat.
Batuk kronik berulang (BKB) didefinisikan sebagai batuk yang berlangsung lebih atau sama dengan dua minggu. Sedangkan batuk yang dikategorikan tiga episode adalah batuk yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut. Batuk kronik berulang (BKB) pada anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Antara lain infeksi, alergi, TBC dan sebagainya. Penyebab sakit batuk ini sesungguhnya berbeda-beda. Penyebab batuk itu sesuai dengan golongan usia si anak. Misalnya pada masa bayi terbanyak batuk, disebabkan infeksi, virus, pneumonia (radang paru), kelainan bawaan, asma, dan perokok pasif. Pada masa anak-anak penyebab terbanyak BKB adalah aspirasi, pneumonia, TBC, asma, pertusis, infeksi virus, refluk gastroesofageal, dsb. Pada anak yang usianya lebih besar atau remaja penyebab BKB terbanyak adalah asma, perokok aktif dan pasif, TBC, infeksi, tumor, infekso kronis pada telinga, psikogenik, dsb. Kapan si penderita batuk itu sebaiknya diantarkan berobat ke dokter? Jika batuk mulai mengganggu, sehingga menyebabkan anak sulit bernapas atau tampak sesak. Sebetulnya keadaan itu merupakan salah satu indikasi, warga yang sakit itu wajib hukumnya segera diperiksakan ke dokter. Bila batuk disertai deman cukup lama, dengan suhu tinggi (> 39.5 Celsius), menolak makan atau minum, tampak gelisah, lemah dan lemas. Hal itu merupakan indikasi si pasien itu harus lebih serius menjalani pemeriksaannya.
Apa saja yang harus dilakukan selama berada di rumah? Jika diketahui penyebabnya, seperti adanya alergi, maka yang pertama harus dilakukan adalah menghindari jajanan atau paparan terhadap alergi itu. Jika dicurigai disebabkan rokok atau bau, maka kemungkinan yang menjadi pencetus di sekitar lingkungan anak itu harus dibersihkan. Jika curigai terhadap debu, maka orangtua sebaiknya membersihkan rumah. Caranya tidak dengan menyapu lantai. Namun membersihkannya dengan lap basah atau dengan cara mengepelnya. Anjurkan anak agar tidak melompat-lompat di atas tempat tidur. Alasannya aktivitas itu dapat menimbulkan debu mengepul pada tempat tidur. Debu itu kemudian terangkat lalu beterbangan. Hal itu sangat mengganggu pernapasan. Dianjurkan si anak untuk minum lebih banyak air putih, dan juga berusaha mencegah dehidrasi. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu batuk. Seperti makanan/minuman dingin, makanan terlalu manis/pedas/ asin, makanan yang menimbulkan remah-remah, seperti kerupuk/camilan kering lainnya. Dan sebaiknya berikan kesempatan si anak itu ebih banyak berisitirahat. Jika batuknya menetap, lalu apa yang harus dilakukan? Jika dengan cara-cara yang disebutkan di atas, si anak masih batuk, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter anak. Dokter anak mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari sumber atau pencetus batuk itu. Ingat! Dokter bukan mengobati gejala batuk itu. Melainkan, akan men- cari pencetus munculnya batuk itu, sehingga memungkinkan batuk lebih cepat hilang. Jika alergi sebagai pencetusnya, maka hindari alergi dan mungkin diperlukan anti-alergi. Bila curiga itu infeksi pada paru atau pneumonia, maka dokter akan memberikan antibiotik.
Jadi pengobatan benar-benar atas indikasi/alasan yang sangat kuat dan jelas. Kadang kala dokter anak melakukan pemeriksaan darah, tes alergi atau menganjurkan pemeriksaan radiology. Seperti halnya rongent paru dan pemeriksaan lainnya untuk memastikan sumber penyebab batuk itu. Jika dicurigai batuk berhubungan dengan kondisi psikologis, maka dokter sering kali akan mendiskusikan dengan psikiater atau psikolog. Pendekatan ini untuk mengenali masalah psikologis, pemicu batuk itu. Semoga jawaban ini dapat memuaskan ibu.
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Endokrin Anak dan Remaja Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa