dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG, M.M., C.Ht
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan RSU. Premagana
Keluhan mual dan muntah bagi sebagian masyarakat seringkali dinyatakan sebagai “petunjuk awal” suatu kehamilan, terlebih dijumpai pada usia kehamilan dini. Padahal sesungguhnya kurang tepat, karena tidak setiap mual dan muntah itu ciri kehamilan, banyak penyakit fisik maupun psikis yang memunculkan gejala ini. Mengenali penyebabnya menjadi hal penting dalam memilah apakah seseorang menderita penyakit tertentu? ataukah memang benar sebagai penanda awal kehamilan?.
Peningkatan kadar hormon β-HCG/Hormon Chorionic Gonadotropin dalam tubuh wanita hamil sebagai salah satu “aktor” mual dan muntah (emesis) pada sebagian ibu hamil 50-90% (rata-rata 80%). Peningkatan hormon ini bertujuan “menggantikan” sementara peran plasenta yang dalam tahap awal kehamilan fungsinya belum berkembang dengan baik, sampai rata-rata memasuki usia 4 bulan kehamilan (16 minggu). Tujuannya untuk menjaga kehamilan dapat terus berjalan secara normal. Jadi adanya keluhan mual dan muntah selama kehamilan awal hendaknya dipandang sebagai suatu yang wajar, sepanjang ibu hamil masih dapat makan, minum walaupun sedikit asalkan sering, dan istirahat yang cukup, serta tidak mengalami gangguan nutrisi atau dehidrasi akibat mual muntah hebat, ini dikenal sebagai Hyperemesis Gravidarum (HG) atau Pernicious Vomiting of Pregnancy.
HG merupakan mual dan muntah lebih 5-10 kali sehari yang mengganggu aktifitas, kulit kering, mata cekung/cowong, elastisitas kulit berkurang/turgor buruk, dapat terjadi dehidrasi, gangguan fungsi hati/ginjal bahkan kesadaran yang diakibatkan oleh kekurangan elektrolit/mineral tubuh. Menurut The International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems, Tenth Revision, mendefinisikan HG sebagai kondisi muntah yang menetap sebelum usia kehamilan 22 minggu, dibedakan atas kondisi ringan dan berat, beratnya dihubungkan dengan gangguan metabolik, seperti : kekurangan karbohidrat, gangguan elektrolit, atau dehidrasi. HG dicirikan dengan mual dan muntah yang berlangsung lama dengan dehidrasi, ketonuria, dan kehilangan berat badan 5%. Menurut The Hyperemesis Education and Research Foundation, di Amerika Serikat HG menyita biaya paling sedikit 200 juta setahun. Wanita 35% kehilangan waktunya bekerja selama muntah, dan faktanya biaya ekonomi menjadi sangat tinggi.
Mual dan muntah menjadi mengkhawatirkan bila dijumpai tanda-tanda dehidrasi akibat kekurangan cairan atau nutrisi berupa gangguan makan, minum terus menerus tanpa ada yang dapat dikonsumsinya. Dampaknya tidak hanya terjadi pada ibu hamil juga janin yang dikandungnya, hal ini dimungkinkan karena sirkulasi darah ibu terkait dengan aliran darah ke janin. Jika kebutuhan untuk ibu saja masih kurang apalagi bagi janin yang dikandungnya. Walaupun mual dan muntah terjadi pada wanita hamil di trimester pertama, ibu hamil yang mengalami kesulitan makan karena muntah-muntah, sebaiknya tidak mengurangi porsi dan kualitas makanan. Memang saat demikian sangat mungkin akan ada makanan yang terbuang, namun pilihannya tetap menjaga asupan makan agar paling tidak ada zat gizi yang masih bisa diserap tubuh, dan tidak terlalu banyak terbuang, sebaiknya jangan langsung makan dalam jumlah banyak, makanlah sedikit-sedikit tapi sering. Pola makan yang kurang tepat perlu diperbaiki sejak awal kehamilan. Strategi yang dianjurkan dalam mengatasi keluhan mual dan muntah terutama pada kehamilan muda antara lain : setiap hari menjelang bangun pagi sebelum ibu hamil beranjak dari tempat tidur, sebelum beraktifitas atau turun dari tempat tidur bahkan untuk MCK/Mandi, Cuci, Kakus terlebih dahulu mengkonsumsi biskuit/roti kering 2 potong ditambah secangkir teh manis. Manfaatnya adalah mengurangi keluhan mual bahkan muntah yang sering meningkat dan dialami pagi hari (morning sickness), akibat perubahan sistem hormonal tubuh.
Menghilangkan penyebab psikis adalah suatu hal yang penting karena 70% keluhan fisik akibat faktor psikis (psikosomatik), juga pada ibu hamil terutama pada awal kehamilan dan pertama kali dialami, dimana dominan pada sebagian ibu hamil masih mencemaskan kehamilan bahkan proses persalinannya akibat dari pengetahuan ibu yang minim. Kehamilan dan persalinan tentu merupakan peristiwa alamiah yang seharusnya dipandang sebagai peristiwa membahagiakan bahkan membanggakan bukan suatu hal yang mencemaskan apalagi menakutkan. Mengenali penyebab keluhan adalah yang melatarbelakangi pengambilan keputusan terapi, mengetahui penyebab menjadi hal penting untuk tatalaksana yang lebih baik. Faktor-faktor risiko mual dan muntah hebat pada kehamilan diantaranya : hamil pertama kali, kegemukan, gangguan metabolik, gangguan tropoblast, psikologis, gangguan makan seperti : anorexia nervosa atau bulimia, riwayat mual muntah sebelum kehamilan, riwayat berpindah tempat/migrasi, kehamilan kembar, berat badan sebelum hamil rendah, ganti pasangan, hamil anggur, usia ibu hamil lebih dari 30 tahun, penyakit pada ibu, seperti : hipertiroid, diabetes, gangguan kejiwaan, pencernaan, asma, dll.
Penyebab mual dan muntah pada kehamilan tidak diketahui pasti, walaupun beberapa faktor seperti : biologi, fisiologi, dan psikologi, sosial budaya turut berkontribusi. Hormon β-HCG sebagai faktor yang paling berpengaruh pada kejadian HG, seperti : kehamilan mola, kembar, atau kasus keganasan lain yang diakibatkan oleh adanya peningkatan produksi. Faktanya, insiden HG paling tinggi ketika produksi β-HCG mencapai puncaknya selama kehamilan, mulai sekitar 9 minggu kehamilan, Namun ada beberapa kasus tidak terdapat bukti yang mendukung hipotesa bahkan ibu hamil tidak mengalami mual dan muntah walaupun terjadi peningkatan kadar β-HCG. Beberapa hormon juga dapat mengakibatkan mual dan/atau muntah, seperti : estrogen, progesteron, adrenokortikotropin (ACTH), kortisol, hormon pertumbuhan dan prolaktin. Penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan mual dan muntah selama kehamilan, seperti : penyakit saluran cerna, metabolik, saraf. Kehamilan yang dihubungkan dengan berbagai penyakit seperti: perlemakan hati, kehamilan kembar, penyakit saluran perkemihan, dan penyebab-penyebab lainnya, pemberian zat besi, keracunan obat/makanan, dll. Puncak beratnya HG terjadi sekitar usia 12 minggu kehamilan, dan paling banyak menghilang di usia 20 minggu, sedangkan 10% akan berlanjut selama kehamilan. Dukungan emosional jika diperlukan dapat dirujuk ke psikolog atau dokter. Pemberian obat-obatan berdampak positif pada kasus mual muntah.
Penanganan awal kasus ini dianjurkan pengaturan diit dan gaya hidup sering dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup, seperti : pengaturan asupan cairan dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan makanan harian, makan sedikit-sedikit tetapi sering/ngemil. Konsumsi makanan yang kaya karbohidrat, rendah lemak, asam, snack, kacang-kacangan, biskuit direkomendasikan, ditambah minuman pengganti elektrolit dan suplemen nutrisi oral untuk menangani keseimbangan elektrolit dan masukan kalori yang adekuat. Gaya hidup menghindari stress, dan istirahat saat mual. Terapi non obat, seperti : menghindari pencetus, akupunktur, akupresur, hipnoterapi, dll, sedangkan terapi obat antara lain : Ibu hamil dapat pula mengkonsumsi obat mual dan muntah tertentu yang relatif aman bagi kehamilan. Berbagai macam obat mual muntah yang beredar dipasaran, seperti : golongan vitamin B6, antihistamin/H1 antagonis: (first-line: diphenhidramin, dimenhidrinat, second-line : antagonis dopamin : klorpromazin, metoklopramid, domperidon, bahkan sampai pada kasus emesis berat menggunakan antagonis serotonin 5-hidroksitriptamin/ondansetron (serotonin terlibat pada kemoterapi yang dapat menginduksi mual dan muntah), dan/atau complementary medicine; jahe/ginger. Pada kasus dehidrasi memerlukan terapi cairan/infus, nutrisi enteral. Konsumsi obat ada baiknya hanya atas indikasi, pilihan obat mual dan muntah akan disesuaikan dengan keadaan atau indikasi berdasarkan pada risiko lebih rendah dan manfaat lebih tinggi dengan mempertimbangkan segala kepentingan bagi ibu dan janinnya. Muntah hebat tentu memerlukan rawat inap di rumah sakit, terjadi pada 0,3-20% dari seluruh kehamilan.
Konsultasikan keluhan mual dan muntah selama kehamilan agar tidak mengkhawatirkan, karena dampak yang ditimbulkan tanpa penanganan adekuat adalah fatal, hubungi petugas kesehatan terdekat, dan layanan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Mencegah penyakit jauh lebih baik daripada mengobati, namun bila telah mengalami sakit, mengobati adalah pilihan tepat.