Bincang Bincang Medis Kekerasan Pada Anak 26 Juli 2015
October 23, 2015
Menolak Budaya Kekerasan Pada Anak
October 26, 2015

Mendengkur Saat Tidur Risiko Mati Mendadak Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

Pertanyaan :

Dok, ketika kami saling memperhatikan saat tidur, ternyata tidak saja suami, anak, juga saya selalu mengalami mendengkur/ngorok bahkan sempat napasnya seperti berhenti selama beberapa saat, berbahayakah ini bagi kesehatan, terlebih saat ini saya hamil 8 bulan?

Ibu Adi, di Badung
081238xxxx

Jawaban :

Kemungkinan yang dialami ini termasuk Obstructive Sleep Apnea syndrome (OSAS) yang merupakan gangguan napas selama tidur oleh adanya penyempitan berulang/blok saluran napas atas/pharing yang menyebabkan gangguan aliran oksigen yang digambarkan dengan suara ngorok. OSAS berkaitan dengan berbagai masalah medis, berdampak pada angka kesakitan dan kematian yang menjadi beban pelayanan kesehatan. Terhentinya aliran udara/henti napas (apnea) selama 10 detik atau lebih mengakibatkan 2-4 persen penurunan kadar/saturasi oksigen dan sedikitnya 30-50 persen aliran udara/hipopnea, akan tetapi kebanyakan masih belum terdiagnosis, apalagi terawat dengan baik. Sumbatan total atau sebagian jalan napas terjadi berulang saat tidur sehingga aliran darah ke paru terhambat. Hal ini menyebabkan pasien terbangun atau kembali ke tahap tidur awal. Secara klinis dicurigai OSAS, jika mendengkur dan ngantuk berlebihan/excessive daytime sleepiness/EDS, tidur sering terbangun singkat, terpotong-potong sehingga cepat lelah, sulit konsentrasi, lemas, tidak semangat, dianggap pemalas, sedangkan dengkuran biasanya dilaporkan oleh orang lain, seperti: teman, kerabat, atau pasangan. Mendengkur saat tidur dapat merupakan pertanda awal suatu penyakit yang lebih serius.

Penelitian dari John Hopkins University menemukan 46 persen ngorok berisiko tinggi mengalami kematian yang terjadi di usia 40-70 tahun. Data pada orang dewasa di Amerika OSAS, di samping terkait dengan gangguan fisik kardiovaskuler/jantung dan pembuluh darah juga gangguan jiwa/psikiatrik. Pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko, seperti: berat badan bayi lahir rendah/BBLR, lahir prematur, bayi kecil masa kehamilan, kebugaran bayi saat lahir lebih rendah/Apgar Score rendah, diabetes, preklampsia, dan peningkatan angka seksio. OSAS berkaitan dengan berbagai penyakit atau keadaan tertentu sebagai faktor predisposisi. Kegemukan salah satunya, selain pengaruh saraf, hormon, otot, dan struktur anatomi tubuh. Faktor risiko lain di antaranya : umur, jenis kelamin laki-laki berisiko 2 kali lebih tinggi, ukuran dan bentuk jalan napas, struktur tulang wajah/kraniofasial, rahang kecil/micronathia, lidah besar/macroglossia, amandel, jalan napas sempit/ trakea kecil, dan berbagai faktor bersumber penyakit, seperti: paru-paru membesar/emfisema, asma, penyakit otot-saraf/polio/myasthenia gravis, sumbatan hidung, hipotiroid, di samping ada peran gaya hidup, seperti : merokok, kegemukan/obesitas.

Diagnosis Ditegakkan dengan pemeriksaan tidur semalam menggunakan alat PSG/ polysomnography. Seseorang dinyatakan menderita OSAS jika ada: keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang tanpa sebab jelas, dua atau lebih tersedak saat tidur, tidak segar, lelah sepanjang hari, gangguan konsentrasi, dan hasil PSG AHI 5, atau negatif untuk gangguan tidur lainnya. Derajat beratnya OSAS berdasarkan nilai Apnea Hypopnea Index (AHI) yang ditetapkan oleh The American Academy of Sleep Medicine. Ada juga faktor lain yang mempengaruhi beratnya, seperti : Pengurangan oksigen/desaturasi, kualitas hidup, dan mengantuk di siang hari.

Penanganan terbaik saat ini adalah pemasangan continous positive airway pressure (CPAP), berupa masker udara bertekanan untuk menjaga saluran napas tetap terbuka saat tidur, terapi lain disesuaikan dengan penyebab, bisa pembedahan (amandel), di samping pengaturan pola makan/diet. Demikian pula pada kehamilan CPAP adalah aman dan minimal efek penyerta, mampu menurunkan risiko luaran kehamilan yang buruk. Jadi Ibu Adi, sebaiknya pastikan apa penyebab mendengkurnya dengan periksa ke dokter terkait agar dicarikan solusi terbaik, bila memang benar OSA, pengenaan masker CPAP layak di pertimbangkan sebagai terapi lini pertama, di samping terapi lain jika diperlukan. Matur suksma.

Dr. I GustiNgurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Obgin RSU Premagana & RSIA Puri Bunda

Pada anak yang ngorok atau napas berhenti sesaat saat tidur sangat berhubungan kuat dengan OSAS. Pada anak tanda dan gejala yang menyertai OSA, seperti : ngompol, tidur setengah duduk, kebiruan, pusing/terbangun tengah malam, gangguan belajar, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Penampilan fisiknya tampak berat badan rendah atau malah obesitas, dagu kecil, anak gagal tumbuh dan masih banyak lainnya. Penanganan OSAS relatif mudah tergantung dari penyebabnya bisa dengan operasi adenoid dan tonsil, penanganan obesitasnya atau penggunaan alat CPAP. informasi lebih lengkap ibu bisa konsultasi dengan dokter spesialis THT. Terima kasih.

Dr. I NyomanArie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Dokter Anak dan Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa