Kekurangan Vitamin D, Dampak Gaya Hidup
October 12, 2015
Kehamilan Tak Diinginkan, Picu Aborsi
October 12, 2015

Kehamilan Bukan Hal yang Mencemaskan

Pertanyaan :

Salam sejahtera dokter. Saya dan suami telah menikah selama 1,5 tahun dan kami memang sangat menginginkan segera memiliki anak. Syukurlah setelah berusaha keras, akhirnya saya bisa hamil. Saat ini kehamilan saya berusia tiga bulan. Saya cemas dengan situasi ini. Terus apa saja yang saya perlu disiapkan agar selama kehamilan dan melahirkan, semuanya berjalan lancar?

Ibu Ayu, di Tohpati

Jawaban :

Ibu Ayu, sebagai calon ibu yang baik, pilihan terbaik tentu meneruskan kehamilan itu. Kami ingin memberi gambaran pada ibu, namun bukan untuk nasikin segara. Kehamilan sebagai suatu hal alamiah dan ilmiah. Kehamilan seharusnya dipandang sebagai hal membanggakan, bukan mencemaskan, apalagi menakutkan. Keluhan yang ibu alami jamak terjadi. Hendaknya kehamilan dipandang sebagai suatu kesempatan, yang tidak setiap orang dapat mengalaminya. Kata “bersyukur” layak disampaikan karena tidak mudah pasangan dapat memiliki anak. Berbagai faktor berperan dalam keberhasilan hamil, baik bersumber dari pihak laki-laki maupun perempuan. Analisis sperma adalah hal utama yang harus dilakukan pada kasus kesulitan hamil. Setelah itu baru pemeriksaan pada ibu diperlukan. Seperti haid, penyakit-penyakit pada ibu dan lain-lain. Selain pemeriksaan fisik penting dilakukan pemeriksaan psikis atau kejiwaan. Lebih dari 70% gangguan psikis dapat menimbulkan gangguan fisik. Demikian halnya adanya kecurigaan gangguan psikis, hendaknya terlebih dahulu dipastikan penyebab fisiknya.

Kecemasan yang Ibu Ayu rasakan sebaiknya di cari sumber penyebabnya. Banyak faktor bisa menjadi pemicunya. Salah satunya mengenali aspek yang menimbulkannya. Ketidaktahuan, ketidaksiapan pasangan menghadapi kehamilan adalah serangkaian penyebab yang mungkin menjadi pemicu. Mengenali tanda-tanda kecemasan, seperti : adanya perasaan berdebar-debar, keringat dingin tanpa sebab. Melalui peningkatan pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan dengan memerdayakan ibu. Kecemasan yang dialami dapat diminimalisir dengan mengontrol kehamilan sesuai jadwal periksa hamil. Petugas kesehatan (bukan petugas partai lho), seperti : Bidan, Dokter tentu akan memberi informasi berkaitan dengan keluhan, gejala dan tanda-tanda yang ada dan didapat. Selama kehamilan minimal ibu memeriksakan diri empat kali, satu kali dalam trimester pertama (usia hamil 0-7 bulan) dan kedua (7-9 bulan) serta satu kali dalam trimester ketiga (9 bulan sampai lahir). Dengan pembekalan kehamilan yang diberikan melalui KIE (Komunikasi, Informasi,dan Edukasi), pasangan hamil dapat memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan. Pengetahuan itu sangat membantu ibu memahami kehamilan, persalinan bahkan bagaimana cara menyusui. Keberhasilan memperoleh kehamilan, dan persalinan sehat, ditentukan dari upaya-upaya yang ibu lakukan. Tidak semata hanya pada hasil. Menjaga kehamilan juga sangat alamiah. Sesungguhnya tidak diperlukan perlakuan khusus. Bak menjaga porselin yang takut jatuh dan pecah. Dengan memahami kehamilan itu adalah rangkaian proses perubahan dan adaptasi di tubuh ibu, baik yang diperankan sistem hormon maupun nutrisi yang baik. Diet disarankan harus lengkap dan seimbang.

Pemahaman akan hakikat kehamilan sebagai suatu kebanggaan bukan kekesalan. Kehamilan adalah suatu kebahagiaan, bukan kesengsaraan. Karena itu, ibu dan pasangannya harus termotivasi dapat melalui masa-masa sulit proses kehamilan itu. Bahkan persalinan yang merupakan kodrati itu bisa nyaman terjadi. Mudah-mudahan dapat menjawab apa yang ibu sampaikan. Terima kasih.

dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen & Dokter Spesialis Kandungan Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
RSU. Premagana & RSIA Puri Bunda

Terima Kasih atas pertanyaannya dan selamat atas kehamilannya. Kehamilan merupakan suatu proses lazim terjadi. Saat-saat persalinan merupakan momen-momen menegangkan serta membahagiakan. Setelah bayi lahir, maka tantangan lebih besar segera menanti. Ibu Ayu akan dihadapkan pada tantangan bagaimana membesarkan anak dengan baik dan benar. Dengan baik artinya pertumbuhan dan perkembangannya mengikuti kurva normal sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak, sedangkan dengan benar, menyangkut standar moral apa yang akan ibu terapkan pada anak tersebut sejak lahir, hingga berusia 18 tahu (kategori anak usia antara 0-18 tahun).

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada Ibu Ayu selama proses membesarkan anak terjadi yaitu:

1. Pastikan bayi ibu mendapatkan ASI saja untuk 6 bulan pertama kehidupannya. Waktu itu dikenal sebagai ASI ekslusif. Dan selanjutnya memberikan ASI dan makanan pendamping ASI (bukan pengganti ASI – ingat ASI tidak tergantikan) setidaknya sampai berusia 2 tahun.

2. Pastikan ibu senantiasa kontrol teratur ke dokter atau petugas kesehatan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Diskusikan dengan dokter/petugas kesehatan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan selama proses ini termasuk akses informasi saat kondisi kegawatan terjadi. Kontrol pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan setidaknya 4-6 bulan sekali.

3. Pastikan anak senantiasa mendapatkan contoh baik seperti lingkungan yang baik (tanpa judi, rokok, narkoba, dsb.) serta orangtua senantiasa memberikan contoh baik (suami-istri dan keluarga lain harus kompak) dalam perkataan atau tindakan. Hindari menghakimi anak, seperti : menyebut anak rewel, anak nakal, anak hiperaktif atau anak bodoh. Bertindak tegas bukan kasar atau keras dalam segala situasi.

4. Jika tampak lingkungan rumah atau pekerjaan tidak mendukung proses tumbuh kembang anak, sebaiknya pindah tempat tinggal. Bukankah ibu dan bapak ber“investasi” secara tidak langsung kepada anak. Tidak ada gunanya Ibu dan Bapak sukses pada bidang pekerjaan, namun anak gagal dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Pastikan senantiasa berdoa. Doa merupakan salah satu aspek penting. Doa akan membantu aspek psikologis anak, orangtua dan lingkungan. Salah satu peneliti di Jepang menegaskan, doa akan memperbaiki struktur molekul cairan. Dan harus diingat hampir 80% komposisi tubuh manusia adalah cairan.

Saya rasa hanya itu yang perlu disampaikan. Semoga semuanya berjalan dengan baik. Sekali lagi selamat atas kehamilannya.

Dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Dokter Spesialis Anak dan Dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa