RISIKO ROKOK BAGI KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI
October 2, 2015
Bincang Bincang Medis 27 SEPTEMBER 2015
October 2, 2015

JIKA ”TERLAMBAT”, IA DIPENGARUHI & MEMENGARUHI PIKIRAN

dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG, M.M., C.Ht
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Spesialis Obgin RSU. Premagana & RSIA. Puri Bunda

Ada yang mengharapkan ada juga yang tidak, hal ini mungkin membahagiakan bagi satu pasangan, belum tentu bagi pasangan lain. Mendengar kata terlambat pada perempuan sering diassosiasikan sebagai hamil. Terlambat yang dimaksud adalah telat haid, ia sering menjadi fenomena menarik di kalangan perempuan dan pasangannya. Berbagai pertanyaan bahkan pernyataan sering timbul, hamilkah saya?. Bagi sebagian pasangan yang mendambakan kehamilan tentu hal ini tidak masalah bahkan menggembirakan, namun bagi yang tidak mengharapkannya akan kecewa dan menjadi kecemasan yang memengaruhi pikiran. Awam berpendapat setiap kali terjadi telat haid diyakininya sebagai telah terjadi proses kehamilan, namun hal ini kurang tepat karena tidak setiap telat haid adalah suatu kehamilan, walaupun ditunjang dengan hasil tes kehamilan/test pack positif. Hati-hati, karena tidak setiap tes kehamilan positif adalah kehamilan. Berbagai penyakit organ reproduksi dapat memberi gambaran hasil test pack positif, seperti : adanya kista indung telur (ganas), teknik pengambilan sampel urin yang kurang tepat, atau sampel terkontaminasi darah, sekret/cairan tubuh lainnya.

Alat tes kehamilan pemeriksaannya didasarkan pada kemampuannya mendeteksi kadar beta-hormone chorionic gonadotropin/β-HCG, makin tinggi kadarnya maka makin terang garis merah yang terbentuk pada alat tes. Pada kehamilan tahap awal/dibawah 1 bulan sering garis yang terbentuk masih kabur, hal ini terkait dengan jumlah peningkatan hormon tersebut yang terdeteksi alat, makin meningkat usia kehamilan, maka makin terang warna garis yang terbentuk. Peningkatan dimulai sekitar usia kehamilan 3 bulanan, dan mencapai puncak peningkatan kadar hormon ini sekitar usia kehamilan 4 bulan, serta menghilang sebelum usia kehamilan 5 bulan. Dampak yang sering ditimbulkan oleh peningkatan kadar hormon ini adalah ibu sering mengeluhkan rasa mual, muntah bahkan berlebihan oleh pengaruh peningkatan kadar hormon dimaksud, seperti : pada kasus mual muntah berlebihan/hiperemesis gravidarum, kehamilan anggur dimana terjadi peningkatan kadar yang menimbulkan gejala mual muntah lebih dari 10 kali, mengganggu aktifitas sehari-hari.

Adanya mual dan muntah pada kehamilan awal masih wajar, sepanjang ibu hamil masih dapat makan minum cukup, walaupun sedikit asal sering, makan minum dalam porsi kecil, menghindari telat makan, makanan bersifat asam, pedas, dan istirahat yang baik. Strategi menghindari mual-muntah di pagi hari salah satunya dengan mengkonsumsi 2 potong biskuit di tambah segelas teh manis atau makanan kering dan mengurangi konsumsi lemak. Manifestasi mual/muntah di kasus ini serupa dengan ibu yang mengalami gangguan maag/lambung. Setelah usia kehamilan diatas 4 bulan, mual dan muntah umumnya berkurang bahkan menghilang, 10-20% berlanjut selama kehamilan, namum bila berlanjut bisa juga bukan hanya karena faktor hormonal, namun dapat disertai gangguan pada lambung atau organ saluran pencernaan.

Penanda pasti kehamilan awal (usia dibawah 20 minggu) dapat dikonfirmasi dengan menemukan kantong kehamilan/Gestasional Sac pada pemeriksaan ultrasonografi/USG. Pemeriksaan awal ini begitu penting karena disamping memastikan adanya kehamilan, saat itu USG dapat menilai usia kehamilan, letak kehamilan diluar ataukah didalam rahim, jumlah janin dalam kantong, kondisi janin, perkembangan kehamilan-hamil normal ataukah tidak berkembang/tidak ada bakal janin/blighted ovum, usia kehamilan dan perkiraan persalinan dengan lebih akurat tingkat kesalahan/deviasi 3-5 hari, bila USG dilakukan dibawah usia kehamilan 5 bulan/20 minggu. Juga sangat penting terutama pada ibu hamil yang tidak mampu mengingat hari pertama haid terakhirnya/HPHT yang akan digunakan dalam menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan/TP.

Telat haid sebagai suatu kondisi tidak berlangsungnya haid sesuai siklus haid normal, atau tidak terjadinya haid lebih dari 35 hari. Siklus haid dikatakan normal/teratur berkisar 21-35 hari, lamanya 2-7 hari, jumlah haid perhari tidak lebih dari 80 cc. Hendaknya setiap telat haid dipastikan apakah suatu penanda kehamilan ataukah gangguan haid?. Fenomena ini dapat dikonfirmasi kepastiannya dengan pemeriksaan penunjang yang dalam kondisi tertentu memiliki peranan penting, seperti : pemerikasaan darah dan atau urin/tes kehamilan secara kuantitatif maupun kualitatif menemukan peningkatan kadar β-HCG, bahkan dengan USG/Ultrasonografi, dapat ditemukan kantong kehamilan baik di dalam maupun di luar rahim sebagai penanda pasti kehamilan terutama pada tahap kehamilan awal/dibawah usia kehamilan 20 minggu, disamping dapat berkonsultasi ke bidan, dokter umum, atau dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan.

Jadi telat haid memang dapat dijumpai dalam berbagai kasus, tidak saja pada kehamilan. Memastikan fenomena ini dapat menghindari bias diagnosis, karena telat haid bukan penanda pasti kehamilan. Pastikan gejalanya dan temukan tandanya, lakukan pemeriksaan lebih lanjut agar keluhan ini tidak memengaruhi pikiran, karena dalam kondisi pikiran yang cemas, takut dapat mengundang terjadinya telat haid/gangguan haid. Menghindari stress pikiran mampu mengurangi gangguan haid karena siklus haid diperankan oleh koordinasi dan sinkronisasi kerja otak area hipotalamus, hipofise, dan indung telur/ovarium (poros H-H-O). Menjaga pikiran/otak sehat salah satu kunci agar pola haid tetap teratur.