”Alarm” bagi Penyakit Radang Sendi
September 29, 2015
Anak Terlihat Kurus
September 29, 2015

Donor Darah Apheresis ”1 Donor untuk 10 Kantong Trombosit”

Pertanyaan :
Saudara ipar saya hamil menderita DB (demam berdarah), kadar trombositdarahnya rendah, dokter menyarankan transfusi trombosit, namun donor dan darah itusulit didapat. Berisikokah kehamilannya? Adakah metodeuntuk mendapatkan komponen darah tertentu, seperti trombosit dengan jumlah lebih banyak dan cepat?
Ny. Iba, Denpasar
0812395xxxx

Jawaban :
Pertanyaan ibu menarik. Pertama-tama kehamilan normal walaupun alamiah adalah berisiko, apalagi terkena demam berdarah (DB) akan lebih berisiko bagi ibu maupun janinnya. Risiko dan komplikasinya hamil dengan DB dapat terjadi keguguran, sepsis/infeksi berat, perdarahan selama kehamilan, kelahiran prematur, lepasnya ari-ari dari perlekatannya di rahim, kematian janin dalam rahim, bahkan risiko kematian ibu akibat perdarahan. DB merupakan penyakit infeksi virus (arthropode borne virus). Ada 4 jenis virus dengue, yakni tipe 1, 2, 3, 4. Keempat memberi gejala demam, sakit kepala, nyeri bola mata, otot persendian dapat disertai perdarahan, renjatan dan kematian. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, bisa oleh aedes albopictus/polynesiensis. Di Indonesia DB terbanyak pada anak umur 5-14 tahun, namun saat ini jumlah penderita usia dewasa meningkat, terjadi pergeseran ke usia lebih tua. Hal ini akibat perubahan habitat nyamuk atau banyaknyaorang usia dewasa berada di rumah siang hari.

Secara klinis, demam timbulmendadak suhu 39-40ºC rendah dan trombositopenia/ trombosit rendah. Diagnosis DB sulit ditegakkan di awal penyakit karena tanda dan gejalanya tidak spesifik. Pada pemeriksaan fisik uji bendung/Rumple-Leede/Uji tourniquet positif. Perdarahan tubuh, seperti mimisan, gusi, berdarah saat BAB/melena, muntah/hematemesis, BAK/hematuria. Menurut WHO diagnosis ditegakkan dengan dua kriteria klinis (demam tinggi mendadak, manifestasi perdarahan, bisa ada pembesaran hati bahkan shock) dan minimal satu kriteria laboratorium (trombosit rendah, dan hemokonsentrasi). Saat ini bisa dilakukanuji serologi antidengue IgG, IgM, dan antigen dengue/nonstructure-1/NS-1. Glikoprotein non structural NS-1 untuk kelangsungan hidup virus dan mendeteksi infeksi akut (hari 1-3 demam), antidengue untuk membedakan demam akibat virus atau lainnya, daninfeksi primer atau sekunder. Hematokrit dipakai menentukan derajat hemokonsentrasi, dan trombosit serial mendeteksi kemungkinan renjatan atau perdarahan lebih lanjut. Hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DB sebagai indikator yang peka akan terjadinya rembesan plasma. Umumnya penurunan trombosit (100.000/ ul) mendahului peningkatan hematokrit 20% atau lebih (misalnya 35% menjadi 42%). Proses terjadinya DB hingga saat ini masih diperdebatkan, bukti kuat melalui mekanisme imunopatologis.

Kehamilan umumnya tidakmeningkatkan komplikasi pada DB jika kondisi ibu baik. Adanya transmisi darah dari ibu ke janin menyebabkan bayi baru lahir mudah menderita DB/syok; Bila terjadi perdarahan masif transfusi darah diperlukan, seperti : trombosit, darah dan plasma beku segar. Konsekuensi selama kehamilan pada janin dapat terjadi neonatal dengue, yaitu : kebocoran plasma yang menimbulkan gangguan sirkulasi dan barrier plasenta.

Penanganan selama kehamilan sebaiknya ibu dirawat terpisah, bila tanpa penyulit dengan tirah baring, diet lunak dengan minum 1,5-2 liter/24 jam, terapi obat gejala, glukokortikoid untuk menaikkan trombosit (belum bermakna), atau antibiotic jika ada infeksi sekunder, dan transfusi trombosit atas indikasi, umumnya tidak perlu kecuali terjadi perdarahan spontan masif. Rendahnya kadar trombosit pada DB terjadimelalui mekanisme penekanan sumsum tulang, serta perusakan dan pemendekan masa hidup trombosit. Bila kadar trombosit rendah, disertai dengan perdarahan masif diperlukan transfusi trombosit, untuk memperoleh darah trombosit dapat melalui pengambilan dari donor dengan cara biasa atau melalui donor apheresis. Menurut PP No. 18 Tahun 1980 tentang Transfusi Darah, metode pengambilan darah apheresis adalah proses pengambilan satu komponen darah dari pendonor, komponen yang diambil misalnya : trombosit dari pendonor tanpa mengambil komponen darah yang lain dari pendonor. Demikian mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.

dr. I Gusti NgurahMade Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen dan Dokter Obgin Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
RSU. Premagana & RSIA Puri Bunda

Donor apheresis diperlukan untuk pasien yang memiliki kanker, cangkok stem cell, pasien DB. Proses pendonoran apheresis sangat berbeda dengan pendonor Whole Blood (WB) yang prosesnya hanya 10 menit, prosedur apheresis membutuhkan waktu kira-kira 90-120 menit. Pertama sebelum donor dengan mesin apheresis, pendonor harus memenuhi syara : tensi 110/70-180/100, berat badan minimum 55 kg, HB 13-17 mmHg, sudah pernah melakukan donor darah biasa secara rutin minimal sebanyak 5 kali. Proses pengecekan sampel berlangsung selama 30 menit. Kesehatan umum baik, tidak sedang demam, flu, tidak minum obat aspirin, antibiotika dalam seminggu terakhir, menandatangani informed consent, bersedia kapan saja saat diperlukan. Trombosit memiliki daya tahan 5 hari, pendonoran dilakukan saat ada permintaan, jadi pendonor harus stand by, misal pada kasus demam berdarah, atau bila ada indikasi transfus trombosit, Palang Merah Indonesia (PMI) akan menyiapkan. Transfusi trombosit memerlukan jumlah donor yang banyak. Untuk kebutuhan trombosit di atas 5 kantong, PMI sarankan menggunakan produk darah apheresis karena 1 kantong darah trombosit produk apheresis setara dengan 6-10 kantong cara donor biasa, bila dengan trombosit biasa, misalkan perlu 10 kantong harus menyiapkan 10 pendonor, sedangkan pada trombosit apheresis bila klinisi setuju dan ada indikasi transfusi, ada risiko mengancam terjadinya perdarahan disarankan menggunakan metode trombosit apheresis karena memiliki kepekatan sel lebih banyak, mengurangi reaksi alloimunisasi/respons terhadap transfusi/penolakan tubuh, sedikit lekosit dalam darah mencegah reaksi transfusi, sangat mudah untuk pasien dan keluarganya, seperti: kualitas lebih baik, jumlah sel lebih pekat dan banyak dengan harapan respons kenaikan trombosit lebih banyak, keluarga tidak usah repot menyiapkan donor, kadarlekosit rendah, dan hanya memerlukan 1 orang donor yang akan disiapkan oleh PMI karena syarat donor ketat, tidak sembarangan dapat menjadi pendonor apheresis. Sedangkan jika menggunakan transfusi darah biasa memerlukan pemilahan/prioritas terlebih dahulu. Diusahakan dengan metode apheresis darah siap dalam 1 hari, 1 orang donorbs menggantikan 6-10 orang donor dari yang seharusnya dibutuhkan dengan prosedur biasa.

Teknologi apheresis sudah ada 5-10 tahun lalu, namun di Bali (RSUP Sanglah) ada sejak 2013. Pengenaan tarif, volume trombosit biasa 30-50 cc biaya pengganti yang ditetapkan pemerintah Rp 360.000, apheresis volume berapa pun minimal 300 cc,sel lebih banyak dan pekat dan biaya proses darah Rp3,5 juta malahan lebih murah Rp 100 ribuan. Jangan disalahartikan pengenaan tarif pembayaran tidak untuk membeli darah (darah tidak diperjualbelikan), ini digunakan untuk penggantian bahan habis pakai, reagen, dan kantong darah untuk memastikan kualitasnya baik dan aman. Rentang pengambilan ulang darah pendonor apheresis pada donor yang sama bisa diulang dalam 14 minggu, interval donor apheresis maksimal 1 tahun 24 kali, sedangkan donor cara biasa perlu waktu 75 hari untuk bisa donor lagi. Pendonor yang sudah pernah menjadi donor apheresis, dalam 14 hari sudah dapat mendonorkan darahnya. Trombosit dalam waktu 5 hari sudah diproduksi lagi, dan dimatangkan dalam 10 hari, sehingga dalam 14 hari siap didonorkan lagi. Untuk mendapatkan darah apheresis dalam waktu 2 jam setelah prosedur selesai, darah sudah dapat didistribusikan. Beda dengan donor darah biasa hanya 10 menit darah siap dalam kantong darah. Calon pendonor darah apheresis,dan pendistribusian pendonor yang ingin menyumbangkan darah dapat ke Unit Donor Darah (UDD) PMI RS Sanglah, Bus donor setiap Jumat di Lapangan Puputan jam 4-6 sore, Sabtu di Lapangan BajraSandhi, Renon jam 4-6 sore, di rumah sakit kabupaten/kota di unit transfusi darah di masing-masing tempat. Persyaratan donor, apheresis dan biasa sama, usia 17 tahun tidak ada batasan maksimal, kondisi fisik sehat tidak ada perawatan medis, minimal berat badan 45 kg untuk pendonor dengan cara biasa, 55 kg untuk pendonor apheresis harus cukup tidur minimal 6 jam, sebaiknya sarapan sebelum donor, jangan konsumsi makanan 1 jam sebelum donor kerena menyebabkan lipemik/darah mengandung lemak, kualitas tidak baik, pemeriksaan fisik sehat, tidak demam, tidak flu, tidak sakit kepala, sering pusing.

Kesulitan mendapatkan darah dapat terjadi oleh kebutuhan yang tinggi, pasokan rendah, proses penyiapan darah mulai skrining sampai darah bisa digunakan memerlukan waktu penyiapansekitar 13 jam, stok darah PMI diupayakan ada untuk 3-4 hari ke depan. Masa kesulitan darah dapat terjadi saat hari raya besar, seperti bulan Juni-Juli 2015 saat puasa, hari-hari besar Galungan. Para pendonor sukarela banyak mudik, dan sibuk dengan upacara agamanya. Pendonor darah sekali donor dapat menyelamatkan tiga nyawa sekaligus, setetes darah sangat berarti, mampu menurunkan risiko penyakit jantung, mencegah stroke, dll. Dengan donor apheresis dapat dilakukan pemilahan komponen darah secara langsung, sedangkan yang tidak diperlukan dikembalikan ke tubuh pendonor. Kelemahan masih memerlukan 1-2 jam untuk prosedurnya. Pada saat pendonoran telah disiapkan menu pilihan makanan yang dapat dipilih, ada perkali donor, bahkan reward/ penghargaan bagi yang sudah mendonorkan darah ke-75 kali dapat bertemu gubernur, ke-100 kali dapat Satya Lencana dari Presiden.

Pesan PMI kepada masyarakat mohon kesediaannya menjadi pendonor darah, baik pendonor secara biasa maupun pendonor apheresis. Mengantisipasi perkiraan stok darah bulan Juni-Juli menipis, mohon kesediaannya untuk mendonor. Mudah-Mudahan apa yang kami sampaikan dapat menjawab pertanyaan ibu. Terima kasih.

dr. Ni Putu Chandra Indriasari
Kasubag ProduksiUDD PMI Provinsi Bali Ni Made Aprini Megawati Humas UDD PMI Provinsi Bali