Selamat malam, dok. Saya ingin bertanya apakah aman bagi seorang anak melakukan diet vegetarian? Mengingat kami sekeluarga vegetarian. Perlu diketahui saat ini anak saya berumur dua tahun dan agak memilihmilih ketika makan.
Ibu Dayu di Kedonganan
Terima kasih atas pertanyaannya Ibu Dayu. Pertanyaan ini sangat sering ditanyakan kepada saya sebagai seorang dokter anak. Perlu diketahui, jika diet vegetarian aman untuk semua jenis kelamin, semua profesi/pekerjaan, semua usia dan semua kondisi fase kehidupan mulai ibu hamil, bayi, anak-anak dan orang tua sekalipun. Pada dasarnya diet vegetarian dapat mencukupi segala kebutuhan nutrisi bagi anak. Usia enam bulan pertama, kehidupan seorang anak hanya membutuhkan ASI (air susu ibu) saja dalam kehidupannya. Syarat dan ketentuan berlaku kapan anak boleh mengonsumsi susu formula. Harus diingat anak sama sekali tidak membutuhkan susu formula dalam hidupnya. Usia > 6 bulan – 2 tahun anak mulai diperkenalkan makanan tambahan, seperti buah dan bubur. Namun ASI tetap dilanjutkan. Sebetulnya tidak ada tempat memberikan susu formula. Usia dua tahun dan seterusnya, seorang anak seharusnya sudah bisa makan dan minum seperti orang dewasa. Jika pada usia dua tahun atau lebih seorang anak belum bisa makan dan minum seperti orang dewasa, maka kita patut curiga. Bisa jadi, ada sesuatu yang “tidak beres”. Ketidakberesan ini biasanya akibat pola asuh yang salah. Seperti membiarkan anak terlambat mengenal makanan padat. Kemudian memarahi/memaksa anak saat memberikan makan, makan terlalu lama lebih dari 30 menit, dsb. Ini juga menjadi salah satu faktor mengapa anak mengalami kesulitan makan. Yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan anak dalam mempersiapkan makanannya sendiri. Mulai dari bercocok tanam, memilih jenis makanan, mengolah makanan, dll. Hal ini akan memberikan pengalaman berharga bagi seorang anak dalam menghargai makanan itu sendiri. Ini salah satu bentuk disiplin yang bisa kita ajarkan pada anak. Diet vegetarian harus dilihat sebagai sebuah diet biasa. Diet vegetarian itu bukan sesuatu yang istimewa. Diet vegetarian seharusnya sama dengan diet lainnya. Semua kebutuhan nutrisi bisa ada pada diet vegetarian, dengan bonus lebih sehat. Diet vegetarian juga diet relative murah, ramah lingkungan dan penuh kasih sayang. Dan tentu saja kesehatan, lingkungan yang “ramah” dan kasih sayang, merupakan fondasi terpenting dalam tumbuh kembangnya seorang anak.
Penelitian oleh Sanders dan Reddy tahun 1994 menunjukkan anak dengan diet vegetarian dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Hasil yang sama dilaporkan tahun 1999 oleh Hebbelinck dkk. Pertumbuhan dan kematangan seksual anak vegetarian tidak berbeda dengan kelompok non-vegetarian. Hanya anak vegetarian memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah dibandingkan anak dengan diet non-vegetarian. Hasil yang sedikit berbeda dilaporkan Leung dkk. Di Hongkong tahun 2001. Pertumbuhan anak-anak vegetarian di Hongkong relative sama dengan anak-anak nonvegetarian. Namun angka kejadian obesitasnya juga mulai meningkat. Penelitian terakhir tahun 2008 di Taiwan yang dilakukan Yen CE dkk. menunjukkan anak dengan keluarga vegetarian tetap memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sama dengan mereka yang tidak vegetarian. Kebutuhan kalsium, zat besi, vitamin D, vitamin B12 dan Omega 3, kontroversi lain sering ditanyakan. Misalnya dari mana anak vegetarian mendapatkan kecukupan kalsium, zat besi dan vitamin B12, Zat besi, kalsium dan vitamin B12 pada diet vegetarian bisa didapatkan dari menu makanan mereka sehari-hari. Ada yang memang langsung dari sumbernya dan ada juga makanan yang telah diperkaya dengan zat dan mineral tersebut. Namun harus diingat faktor nutrisi bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. asih ada faktor genetik, hormonal, lingkungan dan kesehatan. Begitu kompleksnya pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, sehingga kita pun harus memandangnya dengan bijak. Kalsium dapat diperoleh dari brokoli, kacang merah, sayur berdaun hijau, dsb. Beberapa penelitian juga menunjukkan risiko anemia pada orang yang vegetarian dan non-vegetarian, efeknya hampir sama. Zat besi dapat diperoleh dengan mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran berdaun hijau gelap. Sumber vitamin D alami didapatkan dari sinar matahari. Namun beberapa makanan ini dapat menjadi bahan baku utama metabolisme vitamin D, seperti susu soya, biji-bijian, roti serta jus jeruk. Vitamin B12 didapatkan dari tempe, spirulina, miso, rumput laut atau makanan yang telah diperkaya vitamin B12. Omega 3 dan 6 dapat diperoleh dari kedelai, kanola, jagung, biji bunga matahari, buahbuahan, dsb. Diskusi dengan dokter anak anda tentang diet vegetarian menjadi pilihan keluarga. Dokter, pasti dengan senang hati membatu memberikan penjelasan.
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Endokrin Anak dan Remaja Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa