Ketika kegemukan menjadi sebuah konsep “gaya hidup,” banyak orang diseluruh dunia mengganggapnya sebagai sebuah ukuran kemakmuran, kesuksesan, bahkan kekayaan. Fenomena ini menjadikan kondisi gemuk bak “target,” bahkan di komunitas tertentu memandangnya menjadi sebuah trend dan mode kecantikan, bahkan menyebutnya sebagai “big is beautiful.” Padahal secara estetika tubuh gemuk terlihat kurang menarik, kulit tampak lebih gelap dan terjadi lipatan-lipatan, pecah-pecah, bahkan dapat menimbulkan kanker kulit, wajah sering tampak lebih tua dibanding usianya. Secara medis, dari aspek kesehatan tentu kegemukan bukanlah gaya, apalagi gaya hidup. Kegemukan identik dengan beban tubuh, karena bila ditinjau dari organ-organ tubuh, kegemukan akan membebani organ, misalnya : jantung, ginjal, paru-paru, sirkulasi darah, tulang-sendi, dan lain-lain. Padahal organ tubuh diciptakan untuk menerima beban yang proporsional, bila berlebihan tentu tidak baik, termasuk kelebihan berat badan. Petikan lirik lagu “lebih baik yang sedang-sedang saja” ada benarnya. Kegemukan adalah kondisi tubuh, dimana proporsi kalori berlebihan dibandingkan aktifitas, ada penimbunan energi sehingga terjadi ketidakseimbangan energi masuk dibanding keluar. Memaknai kegemukan perlu kehati-hatian. Kesehatan justru kekayaan yang paling berharga, dan baru terasa mahal ketika sakit. Cikal bakal kemakmuran, kesuksesan, dan kekayaan adalah kesehatan, bukan kegemukan yang berpotensi buruk. Apa dampaknya jika kegemukan dipandang dari sisi kesehatan organ reproduksi ?.
Istilah obesitas dan overweight sering untuk menyatakan kegemukan atau kelebihan berat badan, namun keduanya adalah berbeda. Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai penimbunan jaringan lemak tubuh berlebihan, tidak hanya berkaitan dengan berat badan total, namun juga distribusi lemak (Indeks Massa Tubuh/IMT > 30 kg/m2), sedangkan overweight adalah kelebihan berat badan dengan IMT = 25-29,9 kg/m2 yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau nonlemak, misalnya : atlet binaragawan. Kelebihan ini didapat dari penambahan jumlah/massa sel otot (hipertropi). Kelemahan dari IMT tidak membedakan sumber penyebab akumulasi (massa otot atau lemak). Menurut Krakauer (2012), ada metode terbaru, akurasinya lebih baik sebagai parameter kesehatan tubuh, yaitu : a body shape index (ABSI), bahkan mampu memprediksi risiko kematian dini dengan mengukur (lemak) lingkar pinggang (cm), dibagi akar tinggi badan (cm), dikalikan akar pangkat tiga dari IMT, rentang nilai rata-rata ABSI = 1, contoh : nilai 1,3 berarti risiko 30% lebih tinggi, bila 0,8 risiko 20% lebih rendah kematian dini.
Organ reproduksi juga dipengaruhi oleh kegemukan, seperti halnya organ tubuh lain. Sebelum hamil, selama kehamilan, persalinan, operasi, pasca operasi wanita yang gemuk memiliki risiko kesakitan lebih besar baik pada ibu maupun janin dibandingkan berat badan normal, mengingat risiko tersebut, idealnya wanita gemuk yang ingin hamil di masa reproduksi hendaknya berkonsultasi dan menjaga berat badan ideal. Ketika pasangan suami istri menginginkan suatu kehamilan, seringkali pasangan gemuk sulit hamil dibandingkan berat badan normal. Bila pasangan dapat hamil berpotensi mengalami masalah baik selama kehamilan, bahkan sampai proses persalinan. Dalam bahasa sederhana “tubuh membawa dirinya sendiri sudah beban, apalagi “beban” akibat kehamilan. Mengapa bila terjadi kehamilan kegemukan perlu diwaspadai? Pada wanita gemuk sering terjadi resistensi insulin yang berdampak buruk bagi sel telur, terjadi penyusutan sel telur/atresia folikel. Sel-sel lemak menghasilkan leptin berdampak pada ketidakmampuan mengontrol rasa lapar sehingga berat badan makin bertambah. Tingginya kadar leptin juga memicu peningkatan hormon indung telur (FSH, LH), dan penekanan hormon estrogen akibatnya atresia folikel sehingga sulit hamil. Pada pria kegemukan juga berdampak buruk, dimana jumlah hormon testosteron berkurang, gonadotropin tertekan, dan efek langsung jaringan lemak di sekitar kelamin termasuk peningkatan temperatur buah pelir akan merusak sperma. Karenanya pengaturan berat badan menjadi salah satu faktor penting dalam penanganan kemandulan baik diakibatkan faktor wanita dan/atau pria.
Pada kondisi sebelum hamil, kegemukan dapat menimbulkan berbagai risiko, seperti : menstruasi yang tidak teratur, dan kesulitan hamil, karena untuk terjadinya kehamilan diperlukan siklus menstruasi yang normal, teratur setiap bulan 21-35 hari sekali, lama 2-7 hari. Kehamilan diawali terjadinya pertemuan telur dan sperma (pembuahan) di saluran telur. Menurut British Journal of Obstetrics and Gynecology, wanita gemuk berpeluang sulit hamil 3 dari 10 pasangan, gangguan hormonal memicu sindrom polikistik pada indung telur, yang dicirikan adanya gangguan haid, pertumbuhan rambut berlebihan/hirsuitsm, kista kecil banyak, peningkatan lemak darah (hiperkolesterol) menghambat keluarnya sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan.
Selama hamil kegemukan memicu gangguan, bahkan penyakit yang menyertai kehamilan, seperti : kencing manis (diabetes mellitus/DM), hipertensi (preeklampsia/eklampsia) dimana tekanan darah ibu meninggi disertai lepasnya sel-sel ginjal/podosit urin sehingga protein keluar bersama urin (proteinuria), dapat disertai keluhan: sakit kepala, mual, muntah, bahkan kejang, dan koma. Kerusakan organ pankreas sebagai penghasil insulin, memicu DM, dimana gula darah meningkat tidak dapat di adaptasi oleh tubuh. Kegemukan merupakan masalah utama bagi kesehatan yang dihubungkan dengan penyakit-penyakit kronik, seperti : DM, hepatitis B, C, hipertensi, dan hiperlipidemia (peningkatan kadar lemak yang berdampak penyempitan dan penutupan pada pembuluh darah sebagai faktor risiko penyakit jantung, pembuluh darah), penyakit tiroid, kanker hati, kolon, indung telur/ovarium, batu kandung kemih, radang sendi, stroke, sleep apnea juga keguguran, kelainan bawaan, kecacatan, pengurangan kualitas hidup, bayi besar, kesulitan persalinan, risiko 2-3x persalinan patologis/caesar, prematuritas, lahir mati, bahkan kegemukan pada anak.
Ibu hamil dengan penyakit memerlukan perhatian khusus dan kewaspadaan pada waktu ANC, karena risiko kegawatan, ada potensi gawat obstetri (APGO), ada gawat obstetri (AGO), bahkan ada gawat darurat obstetri (AGDO). Pada kondisi ini perlu ANC yang teliti baik terhadap ibu dan bayinya, sehingga ibu sehat, bayi bisa lahir selamat. Parameter periksa hamil, antenatal care/ANC, 6T penting dilakukan, meliputi : Timbang badan dan ukur Tinggi badan, disamping pemberian Tablet besi, penyuntikan Toxoid tetanus, pengukuran Tinggi rahim, Tekanan darah. Standar peningkatan berat badan wanita hamil sesuai IMT ; yang gemuk mencapai 6-11,5 kg, normal 11,5-16 kg, kurus 12,5-18 kg.
Pada kondisi persalinan, kegemukan sering menjadi momok, kesulitan dalam persalinan. Penentu persalinan normal/pervaginam adalah kekuatan 3P (Power, Passage, Passanger). Power adalah tenaga yang ada pada ibu, Passage jalan lahir, Passanger adalah bayi, proporsi yang tepat kombinasi ketiga “P” tersebut menentukan keberhasilan proses persalinan. Pada kondisi gemuk, sering menjadi masalah pada power, oleh akibat beban tubuh terjadi kesulitan mengambil posisi tubuh yang baik untuk bersalin sehingga kombinasi antara pengaturan napas, proses mengedan menjadi terhambat, masalah janin/passanger menjadi penyulit ketika bayi besar (macrosomia) sebagai dampak penyakit kencing manis, proporsi passanger/janin terhadap passage/jalan lahir tidak memadai, sehingga persalinan jadi terhalang. Kombinasi ketiga kekuatan tersebut sebagai modal penting menentukan keberhasilan persalinan normal. Saat persalinan 1/3 wanita gemuk yang hamil membutuhkan induksi/obat perangsang, bahkan dapat terjadi penyulit saat induksi, dan tingginya kejadian operasi caesar 3 dari 10 wanita gemuk, dan ¼ wanita normal, dan bila melahirkan pervaginam wanita gemuk memiliki risiko dan komplikasi persalinan lebih besar, seperti : infeksi, perdarahan, dan bekuan darah pada sirkulasi/tromboemboli, trauma persalinan, gawat janin, bahkan kematian akibat tromboemboli. Pada pembiusan terdapat kesulitan dalam hal intubasi, penentuan titik pembiusan di tulang belakang. Saat operasi risiko tinggi aspirasi cairan lambung ke paru-paru, waktu operasi lebih panjang > 2 jam, infeksi rahim dan luka operasi, retensi cairan. Pada waktu menyusui ibu umumnya mengalami kesulitan dan perlu bantuan.
Hal ini menunjukkan betapa penting peran bobot tubuh terhadap “perlakuan” yang diberikan pada proses sebelum, selama dan setelah kehamilan, dan persalinan yang berbeda dengan kondisi yang normal. Belum lagi pertimbangan akan faktor-faktor risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Hal-hal yang terjadi sebelum, selama kehamilan berpengaruh pada proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Mengingat hal tersebut, patut diwaspadai dampak buruk yang mungkin timbul dengan mengenali, memahami berbagai faktor risiko yang berpengaruh pada kehamilan, termasuk kegemukan sebagai salah satu faktor risiko bagi ibu dan janin. Dalam upaya mencegah risiko penyakit, pemilihan pasangan berdasar bibit, bebet, dan bobot ada benarnya, hal ini menjadi penting karena berbagai aspek penyakit dapat ditimbulkannya. Di beberapa negara langkah preventif ini dilakukan dengan Medical check up/MCU pranikah, dan menjadikan konsep MCU pranikah pilihan dalam upaya mencegah kelainan, bahkan pemilihan pasangan hidup.
Kegemukan tidak semata-mata diperankan oleh faktor genetik, lingkungan, sosial ekonomi, dan hormonal, ternyata lebih banyak oleh gaya hidup, meliputi: pola nutrisi, aktivitas, olahraga. Kegemukan memerlukan penanganan yang lebih komprehensif termasuk dampak yang ditimbulkannya. Prinsip terapi adalah memodifikasi perilaku melalui psikoterapi, karena lebih 90% kegemukan oleh peran gaya hidup, seperti: program “makan” yang keliru, dimana ada mitos “banyak makan supaya sehat dan gemuk,” makanan sebagai pelampiasan kemarahan, dendam, kekecewaan, kecemasan, stress, emosi negatif lainnya (emotional eating), dan obsessive diet telah mencoba diet, namun gagal dan frustasi. Pikiran adalah sumber kebahagiaan jua kesengsaraan. Pemrograman ulang pikiran bawah sadar dengan afirmasi/informasi positif berulang-ulang tentang kesadaran untuk mencintai apa yang ada dalam tubuh, karena kecintaan akan menimbulkan keinginan untuk menjaga atau memperbaiki tubuh dengan mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan, dan mengijinkan berhasil langsing melalui motivasi yang kuat, dengan motivasi akan membuang kebiasaan-kebiasaan buruk dalam makan atau malas bergerak, dan berpikirlah positif, karena alam pikiran tidak bisa menerima kata negatif. Slogan “mens sana in corporisano,” di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, karena dengan jiwa yang kuat dapat menciptakan tubuh yang sehat, dan tubuh yang sehat mampu memelihara jiwa yang kuat untuk meningkatkan quality of life-nya. Keterlibatan keluarga dalam proses terapi juga penting. Tubuh yang sehat adalah proporsional, proporsi tubuh yang rasional berdasar IMT atau ABSI. Terapilah manusia sebagai mahluk yang utuh, sehat secara biopsikososiospiritual melalui serangkaian upaya antara lain : cukup air 3 liter perhari untuk berat badan 100 kg, cukup istirahat (dewasa 7-8 jam, anak 3-12 tahun 9-12 jam, kurang dari 3 tahun 10-16 jam perhari). Pada kondisi tertentu dapat mengunakan farmakoterapi ; obat-obatan, bahkan pembedahan. Anjuran American College of Obstetricians and Gynecologists mengurangi asupan energi dengan pola makan sehat (tinggi serat, buah segar, sayur, protein, karbohidrat komplek, menghindari makanan banyak gula, lemak saturasi, dan kolesterol) dikombinasikan dengan meningkatkan pengeluaran energi melalui aerobik exercise (jalan santai, naik tangga, jogging, berenang). Olah raga teratur 3 kali seminggu selama 20-30 menit. Kehidupan dan kesehatan itu pilihan, tergantung bagaimana memaknainya. Betapa pentingnya memahami makna kegemukan secara lebih komprehensif, karena pengaruhnya terhadap berbagai aspek kehidupan mulai sebelum, selama, bahkan setelah kehamilan, hal ini tidak saja menjadi masalah bagi individu juga dampaknya terhadap sekitar.