Pertanyaan :
Selamat pagi dok. Saya Ibu Ida, saat ini anak pertama saya mengalami bercak-bercak merah berair sejak satu hari dan bertambah banyak. Katanya tetangga itu cacar air. Apakah benar anak saya kena cacar air mengingat dia punya adik juga. Saya takut adiknya juga kena cacar air. Terima kasih dok.
Ibu Ida, Panjer
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaannya bu. Untuk memastikan cacar atau tidak sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Bercak merah pada tubuh bisa menggambarkan berbagai macam penyakit dan memang cacar menjadi salah satunya. Cacar air atau varicella atau chickenpox disebabkan oleh virus varicella zoster. Pada dasarnya penyakit ini tidak terlalu berbahaya kecuali pada wanita hamil, bayi atau mereka yang memiliki gangguan sistem imunitas atau mengalami penyakit yang berat. Penularannya melalui bercak merah yang mengandung virus yang kemudian
masuk ke saluran pernapasan orang lain. Artinya menular melalui udara dan harus ada orang yang sakit disekitarnya. Penderita tidak akan langsung menimbulkan gejala artinya jika saat ini terpapar virus maka dalam 10-21 hari (rerata 14-16 hari) kemudian gejala-gejala baru muncul.
Gejala penyakit ini mulai ringan sampai sedang yang ditandai dengan demam dan lemas selama 1-2 hari, kemudian muncul bercak merah yang tumbuh berair dan kemudian menjadi gelap dan kemudian mengering. Bercak terutama di dada, punggung dan kepala. Bercak kadang terasa nyeri dan gatal. Bercak akan tumbuh selama 3-7 hari sebelum akhirnya mengering secara keseluruhan dalam 14 hari. Pada anak yang sudah di vaksinasi biasanya bercak tidak terlalu banyak (jumlah < 50 buah), sedangkan pada yang belum vaksin bercak bisa mencapai jumlah 250-500 buah malah lebih.
Penyakit ini umumnya dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan obat anti-virus. Pengobatan anti-virus hanya diindikasikan pada kasus-kasus tertentu saja sesuai indikasi. Jika anak demam boleh diberikan penurun demam (paracetamol) yang dibeli bebas di apotik. Pastikan anak cukup minum dan beristirahat dengan cukup. Kemungkinan penularan kepada adiknya sangat tinggi namun tidak usah khawatir diikuti saja perkembangan kesehatan si kakak dan kita lihat 2-3 minggu keadaan kesehatan si adik. Untuk informasi lebih lanjut mohon ibu berkonsultasi dengan dokter terdekat di tempat ibu. Semoga bermanfaat.
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc, Sp.A.
Dokter Anak dan Dosen di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Cacar air dapat juga mengenai wanita yang sedang hamil. Menurut Royal College of Obstetricians & Gynaecologist (2015) cacar air/varicella/chickenpox dalam kehamilan merupakan infeksi primer varicella zoster virus/VZV/Human Herpes Virus 3 yang mengakibatkan sakit berat, bahkan kematian pada ibu. Pada janin dapat terjadi fetal varicella syndrome/FVS, congenital varicella syndrome dan neonatal varicella. Penularannya melalui droplet/cairan tubuh, kontaklangsung dengan cairan cacar/vesikel dan atau tidak langsung melalui sel kulit, rambut, pakaian, dan tempat tidur. Pada kehamilan infeksi VZV tidak umum, diperkirakan sekitar 3 per 1000 kehamilan. Para klinisi diharapkan waspada terhadap peningkatan angka kesakitan yang dihubungkan dengan infeksi varicella termasuk : pneumonia, hepatitis, dan encephalitis, walaupun jarang menyebabkan kematian. infeksi walau tidak umum pada dewasa dibanding anak-anak, namun banyak dihubungkan dengan kejadian kesakitan. Komplikasi serius/berat memerlukan penanganan multidisiplin termasuk dokter kandungan, dokter anak/neonatologist, virologist, fetal medicine specialist.
Risiko janin yang terinfeksi, pada kehamilan trimester pertama mengakibatkan keguguran, dan jika di usia 28 minggu pertama berisiko FVS, di mana terjadi defek pada mata, gangguan bibir, keabnormalan saraf, retardasi mental, disfungsi saluran cerna dan kemih. Infeksi ini dapat berlangsung dari awal usia kehamilan 3 minggu sampai 28 minggu. Kelainan ini dapat dideteksi dengan pengambilan cairan amnion/amniosintesis, Ultrasonografi (USG), Magnetic resonance Imaging (MRI). Rute infeksi dapat melalui tali pusat/ari-ari, ascendering via vagina, bahkan kontak langsung dengan lesi selama bahkan setelah persalinan. Jika infeksi terjadi dalam 1-4 minggu sebelum persalinan, maka lebih dari 50 persen janin terinfeksi, dan 23 persen di antaranya menderita varicella klinis.
Waktu dan cara persalinan pada wanita hamil dengan infeksi ini bervariasi dan sangat individual tergantung kondisi ibu hamil. Jika terjadi infeksi dalam 4 minggu kehamilan, ada risiko tertular pada janin sangat signifikan. Persalinan normal akan dihindari dalam waktu 7 hari setelah onset agar ada transfer antibodi pasif dari ibu ke janin. Ibu dengan varicella dapat menyusui jika kondisinya baik atau aman jika telah mendapatkan vaksinasi varicella-zoster virus Immunoglobulin G(VZV IgG). Matur Suksma.
Dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Obgin RSU Premagana & RSIA Puri Bunda