Bincang Bincang Medis bersama Bali TV HEALTHY LIFE WAY IS THE ONLY WAY
November 17, 2015
Waspadai Diabetes pada Anak
November 19, 2015

Bayi Lahir Kecil, Berdampak Besar Ketika Dewasa

Pertanyaan :

Dok. bulan lalu istri saya, usia 19 tahun melahirkan bayi pertama seminggu sebelum tanggal perkiraan lahir dengan berat badan lahir 2100 gram. Apa dampaknya, Dok. Terima kasih?

Bpk. Nyoman, Bangli
081238xxxx

“Bayi Lahir Kecil Lebih Mudah Mengalami Penyakit, seperti : Diabetes,
Gangguan Jantung, dan Pembuluh Darah lain Pada Masa Dewasa Kelak
Akibat Kelainan Semasa Janin Masih Dalam Kandungan”

Jawaban :

Pertanyaannya bagus, Apa yang dialami adalah bayi lahir dengan berat badan dibawah standar cukup bulan, seharusnya minimal mencapai 2500 gram. Berat badan lahir yang lebih kecil dari yang semestinya dikenal dengan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yakni : bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Dibedakan atas BBLR kurang bulan atau prematur dan cukup/lebih bulan dengan hambatan pertumbuhan/intrauterine growth retardation (IUGR).

Banyak faktor penyebab dari BBLR diantaranya : faktor ibu ; penyakit(anemia, malaria, infeksi TORCH, dll), usia (kurang dari 20 dan lebih 35 tahun), kebiasaan (rokok, alkohol, pecandu obat), faktor janin ; prematuritas, kehamilan kembar, kelainan kromososm, faktor lingkungan ; tempat tinggal, radiasi, sosio ekonomi, paparan zat-zat berbahaya, faktor sosial ekonomi ; pendapatan, pendidikan, pekerjaan. Faktor pendidikan makin rendah makin sulit menerima informasi.

Di Indonesia setiap 6 menit ada 1 neonatus/bayi baru lahir meninggal dalam 7 hari kehidupannya, dan BBLR merupakan penyebab utama. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta BBLR lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya/prematur maupun perkembangan janin terhambat. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2% sampai 17,2% dan menyumbang 29,2% angka kematian neonatal/bayi baru lahir.

Persiapan kehamilan menjadi salah satu yang berperan penting pada luaran kehamilan. Dalam menyongsong era generasi emas 2030, yang unggul tidak saja dalam hal kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental dan spiritual. Persiapan ini harus dilakukan jauh sebelum kehamilan. Calon ibu harus mempersiapkan diri menghadapi kehamilan, bisa dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan reproduksi sebelum hamil guna memdapatkan wawasan pengetahuan tentang kehamilan, kelahiran, masa nifas, dan berbagai masalah terkait didalamnya. Dengan pengetahuan akan meminimalisir dampak buruk luaran kehamilan, karena proses kehamilan melibatkan berbagai rangsangan atau intervensi selama masa kritis pertumbuhan sel yang dapat berdampak pada kehidupan selanjutnya.

Seorang peneliti dari Inggris bernama David J. Barker era tahun 1980-an memaparkan teori tentang “The Developmental Origins Theory” yang menghubungkan timbulnya penyakit/kelainan pada manusia dewasa akibat adanya kelainan pada masa janin dalam kandungan (Fetal Origins Of Adult’s Diseases) dikenal pula sebagai fetal programming. Di masa janin pertumbuhan sel, jaringan dan organ tubuh sangat sensitif dengan intervensi dari luar. Walaupun pertumbuhan sel ditentukan oleh gen, namun pengaruh lingkungan termasuk nutrisi, stress, dan asupan oksigen akan berdampak bagi luaran kehamilan.
Hubungan antara BBLR dan kejadian resistensi insulin di masa dewasa masih belum jelas diketahui, namun diduga terjadi kelainan pada jaringan otot dan fungsinya sehingga mengganggu fungsi insulin dalam meregulasi gula. Dampak kekurangan nutrisi pada janin dalam kandungan hormon anabolik termasuk insulin, IGF-1(insulin-like growth factor-1) akan menurun, sedangkan hormon glukokortikoid akan meningkat. Kekurangan nutrisi dalam kandungan akan mengganggu perkembangan sel pankreas yang memproduksi insulin, hepar yang menghasilkan kolesterol, dan protein pembekuan darah. Nutrisi intrauterin bersama lingkungan hormonal dan asupan oksigen punya peran penting penentu bagi pertumbuhan janin. Nutrisi terdiri atas makro dan mikronutrien serta vitamin dan trace elements. Nutrisi ibu hamil yang baik dapat mencegah penyakit kronis, seperti : Diabetes, stroke, penyakit jantung, ginjal, dan gangguan daya ingat pada waktu dewasa. Lingkungan dalam kandungan yang baik terkait langsung dengan nutrisi maupun akibat stress, kebiasaan buruk, seperti : merokok, alkohol, pengaruh vaksi tertentu, penggunaan USG/ultrasonografi yang berlebihan (normal tidak lebih dari 300 kali selama kehamilan), dll akan memengaruhi pertumbuhan sel dan organ tubuh janin.

Asupan dan status nutrisi memengaruhi pertumbuhan janin dan ari-ari, terutama pada masa peri-implantasi dan trimester pertama kehamilan. Kekurangan atau kelebihan nutrisi selam hamil akan berdampak bagi pertumbuhan janin yang berakibat pada kejadian pertumbuhan janin terhambat/PJT dan lahirnya bayi yang kecil/BBLR. Dengan demikian dapat diupayakan agar terlaksana program pencegahan dan intervensi yang berbasis nutrisi baik makro maupun mikronutrien bagi penciptaan generasi penerus yang berkualitas sejak masa janin dalam kandungan melalui mekanisme fetal programming tersebut. Demikian mudah-mudahan tercerahkan. Matur Suksma.

dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht
Dosen & Dokter Obgin Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa