“Penyakit” Remaja Berdampak Buruk bagi Bangsa
November 16, 2015
Bincang Bincang Medis bersama Bali TV HEALTHY LIFE WAY IS THE ONLY WAY
November 17, 2015

Asap dan Debu Vulkanis, Polutan Mematikan

Pertanyaan :

Dok. Kami perantauan, kondisi bencana kabut asapdan gunung meletus mengkhawatirkan kami, Istri sedang hamil 3 bulan, anak pertama usia 3 tahun. Apa ada pengaruh kondisi tersebut dan apa yang harus kami lakukan?.Terima kasih

Tn. Ardi, Lombok
0821453xxxxx

“High Levels of PollutantsMeningkakKan Risiko Kematian Sebesar 26%”

Jawaban :

Kekhawatiran Pak Ardi dan keluarga tentu beralasan dan wajar.Di tengah kondisi perekonomian seperti sekarang ini tentu setiap keluarga harus lebih giat berupaya memenuhi kebutuhan hidup.Kehidupan yang bapak jalani sebagai perantautentu ini suatu tantangan.Kondisi cuaca yang tidak menentu, kekeringan melanda dimana-mana, termasuk bencana asap di beberapa titik api di kawasan pulau Kalimantan, Sumatera dan letusan gunung berapi di pulau Jawa dan Lombok jua dapat menjadi masalah. Dalam Kondisi normal saja tanpa dilanda kabut asap, manusia rentan terdampak masalah polusi, tidak saja bersumber dari lingkungan alam, juga asap pabrik dan kendaraan bermotor, juga rokok yang kesemuanya tentu memiliki andil besar bagi terjadinya gangguan pada tubuh baik dalam kondisi normal, apalagi “bencana” asap.Fenomena ini tentu menjadi pemikiran bersama bagaimana mencegah bahkan menghindari terjadinya paparan polusi asap. Asap memiliki komponen-komponen atau berbagai substansi berbahaya bagi tubuh. Beragamnya sumber asap menjadikan tubuh berupaya mengadaptasi keadaan tersebut semaksimal mungkin, tatkala tubuh gagal mengkompensasinya maka masalah bagi tubuh akan bermunculan. Peran kita bersama dalam mengelola permasalahan asap menjadi prioritas, tanpa kerjasama yang sinergis antara masyarakat dan berbagai pemangku kebijakan/stakeholderpersoalan akan menjadi berlarut-larut.

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan asap dapat bermacam-macam, diantaranya yang cukup popular adalah gangguan/infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) ditandai seperti batuk-batuk, demam, sakit tenggorokkan, dan berbagai keluhan penyerta lainnya. Apalagi dalam kondisi ibu hamil, paparan asap dapat berdampak berbahaya pada ibu dan perkembangan janin, bagi ibu dapat terjadi risiko hipertensi, gangguan jantung, diabetes, preklampsia (20-40%), menurut jurnal BMJ Open1-20 kasus preeklampsia dihubungkan dengan paparan polutan berbahaya Ground-levelO3 (Ozone). Pada janin dapat terjadi keguguran, kelainan bawaan/kecacatan/defek pada jantung (usia 2 bulan hamil), risiko autis (Autism Spectrum Disorder-ASD) (Usia 3 bulan hamil)bila terjadi di awal kehamilan (trimester 1), kematian janin dalam rahim (KJDR), kelahiran prematur(10%) akibat paparan ozone, berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sekitar 5-15% dari seluruh kelahiran rata-rata terjadi pengurangan berat badan sekitar 314 gram, kecil masa kehamilan (small for gestasional age-SGA)oleh paparan NO2 diatas 40μg/m3 yang berdampak dalam perkembangan antropometrik janin (panjang badan dan lingkar kepala), risiko diabetes bila terjadi pada kehamilan lanjut (trimester 2-3). Polutan udara/asap terutama peningkatan paparan tubuh terhadap Nitrogen dioxide (NO), Carbon monoxide (CO), Sulfur dioxide (SO2),fine particulate matter (PM2.5).Polusi dapat juga merangsang sistem pertahanan tubuh (immune system) dan dapat memicu reaksi hipersensitifitas seperti alergi.Pada awal kehidupan janin dapat terjadi gangguan fungsi pernapasan/paru-paru. Di usia dewasa dapat terjadi penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.

Beberapa penelitian mendapatkan hubungan peningkatan polusi udara dan kematian, dengan derajat polusi udara yang tinggi/high levels memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 26%. Dua kandungan utama asap yang berdampak bagi kesehatan dan lingkungan adalah Ground-levelO3 (Ozone)dan fine particulate matter partikel halus debu, metal, kotoran di udara berukuran kurang dari 2.5 mikrometer (kira-kira 1/30 diameter rambut manusia). Partikel ini dapat masuk melalui hidung, tenggorokan sampai ke paru-paru.Betapa pentingnya mencegah paparan terhadap bahan berbahaya diatas. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima Kasih.

dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht
Dokter Obgin & Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa

Selamat pagi salam sejahtera, Semoga saja tidak ada korban akibat gunung Batujari yang mengalami erupsi. Pada dasarnya kita harus waspada setiap kali ada bencana baik gunung meletus, gempa, tanah longsor, banjir dsb. Khusus untuk rupsi gunung berapi seperti yang terjadi di Lombok utara maka harus waspada dengan beberapa kelainan/penyakit yang dapat mengenai organ tubuh seperi pada saluran napas berupa infeksi saluran napas akut akibat asap atau debu vulkanis (biasanya mengandung silica), kemudian gas beracun (mengandung gas karbon dioksida, hydrogen sulfur). Penyakit pada mata berupa iritasi mata, gatal, masuknya benda asing pada mata, abrasi kornea dll.Pada kulit dapat terjadi iritasi kulit.Kemudian jika abu/debu terlalu pekat dapat menyebabkan kerusakan bangunan berupa atap rumah yang rubuh sehingga dapat menyebabkan kecelakaan/trauma.Sering juga terjadi kecelakaan lalu lintas akibat debu vulkanis yang menghalangi pandangan dan menutupi jalan.Saat meletus maka gunung berapi juga akan mengeluarkan lahar, lahar panas yang timbul dapat menyebabkan luka bakar bahkan kematian sedangkan jika lahar telah dingin dan kemudian terjadi hujan maka sangat berisiko menyebabkan tanah longsor seperti yang terjadi di daerah Magelang. Jika erupsi gunung berapi disertai dengan kebakaran hutan disekitarnya maka dapat terjadi luka bakar, sesak napas dsb. Kombinasi antara partikel debu, gas vulkanis serta asap akibat kebakaran hutan sangat mematikan.

Yang paling rentan menjadi korban pada situasi seperti ini adalah anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan mereka yang tidak bisa bergerak.Harus diingat pada anak-anak mereka menjadi kelompok yang rentan bukan hanya karena ukuran tubuh yang kecil namun lebih kepada kaliber saluran napas yang kecil yang jika terpapar asap/debu/gas vulkanis maka mudah mengalami sumbatan dan akhirnya berakibat fatal. Seringkali efek samping akibat asap atau debu vulkanis baru dapat terjadi bertahun-tahun kemudian bahkan hingga dua puluh tahun setelah bencana.

Harus diingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya bencana alam.Setiap orang dari kita harus mengenali potensi bencana yang dapat terjadi di daerah masing-masing.Jika tinggal didekat pantai maka bersiap jika terjadi tsunami.Jika tinggal di daerah gunung berapi aktif maka bersiap dengan erupsi gunung.Jika tinggal di pegunungan dengan tanah yang labil maka bersiap dengan tanah longor.Jika tinggal di lahan gambut seperti Kalimantan dan sumatera maka bersiap dengan kebakaran lahan gambut. Diskusikan dengan tenaga kesehatan atau palang merah Indonesia (PMI) atau badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat tentang peralatan apa saja yang harus disiapkan di rumah untuk mengindari atau meminimalkan korban jiwa. Jika ada perintah evakuasi maka wajib dilakukan. Bawa barang-barang yang memang benar-benar diperlukan. Nyawa Anda dan keluarga jauh lebih berharga (bahkan tak ternilai) dibandingkani harta benda.
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc, Sp.A
Dokter Anak dan Dosen di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Anggota Satuan Tugas Siaga Bencana PP IDAI