Nyeri Telinga, Bedakan Sumbernya
October 26, 2015
Bincang Bincang Medis Highscope
October 26, 2015

Osteoporosis, Penyakit Pengeroposan Tulang

Pertanyaan :

Dokter, saya ingin tahu apakah penyakit osteoporosis itu? Bagaimana seseorang bisa diketahui terkena osteoporosis dan bagaimana pencegahan dan pengobatannya?

Ibu Sita, Denpasar

Jawaban:

Ibu Sita yang saya hormati. Saya coba jelaskan secara ringkas. Osteoporosis arti sebenarnya adalah kondisi tulang yang berkurang massa dan kepadatannya. Gangguan yang terjadi meliputi : memburuknya mikroarsitektur tulang yang disebabkan menurunnya kandungan protein tulang, mineral, termasuk kalsium sehingga tulang rentan patah. Gejalanya bervariasi, dari yang tidak khas, seperti tubuh mulai memendek/bongkok, gejala ringan, seperti nyeri tulang, kesemutan lengan, pinggang sampai kaki. Dari yang berat, seperti patah tulang padahal kena trauma ringan. Tulang sering patah karena osteoporosis adalah tulang belakang, iga, pinggul dan lengan bawah. Patah tulang pada osteoporosis relatif sulit sembuhnya. Penyebab osteoporosis sendiri banyak, tetapi bisa dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak bisa dimodifikasi: jenis kelamin, wanita, menopause, kadar estrogen, ras, dan keturunan. Sedangkan yang bisa dikelola, misalnya : kekurangan vitamin D, olahraga berlebih atau sebaliknya jarang olahraga, konsumsi soft drink berlebihan, merokok, makanan/minuman tercemar logam berat (misalnya zat yang terdapat pada baterai HP/aki kendaraan). Selain itu beberapa kondisi, seperti pemakaian steroid lama, penyakit-penyakit, seperti kanker, gagal ginjal, berbaring lama karena sakit, stroke, dan beberapa penyakit lain bisa menyebabkan osteoporosis. Untuk diagnosis atau mengetahui adanya osteoporosis tentu saja mesti diperiksa dokter dulu, ditambah pemeriksaan laboratorium, misalnya : kadar kalsium, hormon paratiroid darah, ctelopeptida, perasat FRAX, roentgen, pengukuran BMD, dll. Standar yang direkomendasikan WHO adalah pemeriksaan DXA (dual-energy X-ray absorptiometry).

Penanganan dilakukan secara terpadu. Pastinya tentu setelah diketahui kondisi pasien. Apakah ada penyakit lain apa tidak. Penanganan pertama adalah perubahan pola hidup. Menghentikan kebiasaan buruk, seperti merokok, alkohol, mengonsumsi obat/jamu sembarangan terutama yang mengandung steroid. Sedangkan pemberian obat meliputi pemberian vitamin D, kalsium, dan Biphosphonate. Bila ada penyakit lain sebagai dasar, maka penyakit itu juga diobati. Bila ada komplikasi, kami sering bekerja sama dengan dokter spesialis saraf, orthopedi, kebidanan, nutrisi, atau yang lain. Demikian jawaban saya, segera hubungi dokter untuk berkonsultasi, jika belum punya dokter, sebaiknya pilih satu dokter keluarga yang bisa memberi advis bagi ibu sekeluarga. Semoga bermanfaat. Salam hangat.

Dr. I Made Rama Putra, Sp.PD.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Internis RS Surya Husadha Ubung

Pertanyaan ibu Sita bagus sekali. Osteoporosis disebut juga pengeroposan tulang, yaitu : tulang menjadi tipis, rapuh, keropos, dan mudah patah. Tulang keropos jarang menimbulkan keluhan, umumnya pasien datang ke dokter setelah terjadi patah tulang. Karena itu tulang keropos dianggap sebagai ‘’pembunuh’’ diam-diam. Risiko patah tulang sangat bergantung pada kekuatan tulang yang ditentukan oleh massa, kandungan mineral, dan mikroarkitektur tulang. Dengan meningkatnya usia, massa tulang juga akan berkurang. Kekurangan estrogen sangat berperan terhadap pathogenesis hilangnya massa tulang. Lebih kurang 20% hilangnya massa tulang terjadi 5-7 tahun setelah menopause. Risiko patah tulang makin tinggi bila seseorang memiliki banyak faktor risiko, termasuk kekurangan estrogen, dan faktor keturunan. Faktor risiko patah tulang, seperti umur lebih 70 tahun, kekurangan estrogen, menopause dini, gangguan nutrisi oleh kafein dan alkohol berlebihan, kurang bergerak, riwayat penyakit-penyakit dan pengobatan, seperti diabetes, hipertiroid, dll, juga stres. Osteoporosis dibedakan menjadi dua, pascamenopause (tipe 1) akibat kekurangan estrogen, dan sinilis (tipe 2) akibat pengurangan massa tulang secara kontinu akibat penuaan. Mengetahui sedini mungkin hilangnya massa tulang, merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian terapi yang tepat maupun pencegahannya. Faktor risiko dapat diketahui dengan melakukan wawancara. Pemeriksaan tulang konvensional dengan rontgen sudah ditinggalkan. Secara klinis dugaan osteoporosis pada wanita pascamenopause dapat ditegakkan dengan melihat patah tulang pada tulang leher paha, lengan, atau tulang belakang, dan pasien terlihat bongkok dan umumnya nyeri pada tulang belakang. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lain laboratorium, seperti penanda pembentukan tulang osteoklasin, dan berbagai petanda resorpsi tulang frakmen peptide, asam amino (hidroksiprolin), dan berbagai parameter lain, bila diperlukan. Pencegahan osteoporosis dengan terapi suntik hormon/TSH. Pencegahan ini bermanfaat bila diberikan 5-10 tahun, juga diperhatikan diit makanan tinggi kalsium, kecukupan vitamin D, dan olahraga teratur. Pada wanita pascamenopause terapi estrogen merupakan pilihan utama. Pengobatan osteoporosis pada wanita yang terpenting adalah menghilangkan nyeri dan keluhan, serta mencegah patah tulang berikutnya, selain pemberian obat antinyeri, perlu tidakan pemakaian korset. Pada wanita menopause yang diberikan terapi TSH selama 5 tahun segera setelah menopause terjadi, dijumpai penurunan kejadian patah tulang akibat osteoporosis sebesar 30-60%. Pada kondisi tertentu diperlukan penambahan bifosfonat. Disarankan konsumsi kalsium (1.000- 1.500 mg/hari), dan vitamin D (400 IU/hari). Penanganan lebih holistik dan komprehensif diperlukan, sebaiknya ibu segera menghubungi dokter atau pusat-pusat pelayanan kesehatan, dan laboratorium untuk memastikan diagnosisdan melakukan pencegahan, serta penanganan bila ditemukan permasalahan terkait osteoporosis. Terima kasih.

dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen dan Dokter Obgin Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
RSU. Premagana & RSIA Puri Bunda

Terima kasih banyak atas pertanyaannya ibu. Osteoporosis merupakan suatu penyakit tulang yang bersifat sistemik ditandai penurunan kepadatan dan perubahan struktur tulang sehingga tulang menjadi rapuh serta mudah patah. Kadangkala sulit menentukan apakah seorang menderita osteoporosis atau tidak. Namun demikian pemeriksaan yang teliti akan dapat menentukan apakah ibu menderita osteoporosis atau tidak. Saran saya ibu segera memeriksakan diri ke dokter. Silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa penilaian kepadatan tulang (BMD) dan pemeriksaan laboratorium panel-panel osteoporosis. Perlu ibu ketahui juga tidak hanya orang dewasa saja yang bisa mengalami osteoporosis. Anak-anak juga bisa mengalaminya. Penyebab osteoporosis pada anak sangat beragam dan penanganannya akan berbeda dibandingkan orang dewasa. Alasannya, anak bukan miniatur orang dewasa. Diagnosis penyakit osteoporosis dilakukan dengan menilai kepadatan tulang (BMD) anak dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ada beberapa panel pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada anak seperti kadar kalsium darah, fosfat darah, alkalin fosfatase, 25 hidroksi vitamin D, hormon paratiroid, kalsium urin, dan sebagainya. Penanganan osteoporosis pada anak harus memperhatikan aspek pertumbuhan dan perkembangannya. Penanganan yang baik akan memastikan pertumbuhan dan perkembangan si kecil akan optimal. Salah satu penanganan terkini adalah dengan memberikan biposponat melalui injeksi (suntikan). Selain pemberian bisposponat dokter anak juga akan memberikan suplementasi kalsium dan vitamin D. Syarat dan ketentuan berlaku kapan mulai dilakukan terapi dengan bisposponat.

Dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Divisi Endokrin Anak dan Remaja

Osteoporosis seringkali disebut sebagai silent disease, karena hilangnya tulang berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa disadari dan tanpa disertai adanya gejala. Gejala-gejala, seperti patah tulang, tulang punggung semakin membungkuk, berkurangnya tinggi badan dan nyeri punggung sering timbul pada tahap osteoporosis lanjut atau bahkan sering diabaikan karena dianggap sebagai proses alami penuaan. Padahal patah tulang akibat osteoporosis dapat menimbulkan nyeri dan bahkan kematian serta membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi. Karenanya, penting mengetahui risiko osteoporosis sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat. Salah satu cara pencegahan yang dapat kami anjurkan dengan melakukan pemeriksaan Panel Osteoporosis di Laboratorium Klinik Prodia Denpasar, yaitu Pemeriksaan N-Mid Osteocalsin dan C-Tx (C-Telopeptide). Panel Osteoporosis ini mampu menilai aktivitas pembentukan dan penyerapan/pembongkaran tulang, serta keseimbangan antara kedua aktivitas tersebut. Bila aktivitas penyerapan/ pembongkaran tulang lebih besar dibandingkan aktivitas pembentukan tulang, maka kepadatan tulang akan cepat berkurang atau berisiko mengalami osteoporosis di kemudian hari. Bila hasil pemeriksaan Panel Osteoporosis menunjukkan risiko tinggi terjadinya osteoporosis maka segera konsultasikan dengan dokter anda untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, sehingga kondisinya menjadi lebih baik dan osteoporosis dapat dicegah. Selama Oktober 2014 Laboratorium Klinik Prodia memberikan keringanan biaya sebesar 20% untuk pemeriksaan Panel Osteoporosis, untuk informasi lebih lengkap hubungi Customer Service kami di nomor Telp. 0361.261001 (hunting).

Tim Laboratorium
Klinik Prodia Denpasar