Kanker ”Bukan di Luar Kemampuan Kita”
October 7, 2015
Bincang Bincang Medis Siloam part 8
October 7, 2015

KB Steril dan Fenomena Hubungan Seksual Jarak Jauh

Hands pulling at both ends of a rope to secure a half-hitch knot (Dorling Kindersley photo)

Pertanyaan :

1. Pagi Dokter, saya mau tanya masalah steril, ada yang bilang kalau metode steril ada yang diikat/dipotong dan apa perbedaannya. Apakah ada efek dari tindakan steril itu? Saya seorang istri yang melakukan steril di usia 30 tahun. Kenapa setiap berhubungan seksual saya tidak pernah mengeluarkan cairan yang saya rasakan. Malah kadang terasa perih dan tidak pernah terangsang saat berhubungan. Rasanya seperti hampa. Terima kasih banyak, dok.

Mely, Denpasar
08311492xxxx

2. Dok, saya mau bertanya. Saya baru menikah empat bulan, sekarang saya berhubungan jarak jauh dengan istri saya karena kerja. Saya sering phone sex sambil masturbasi, begitu juga dengan istri saya. Apakah ada efek samping dari masturbasi itu dok?

Harry, 27 tahun
08967816xxxx

Jawaban No. 1 :

Steril, seperti apa yang disampaikan merupakan salah satu metode kontrasepsi/ Keluarga Berencana (KB). Steril itu bertujuan secara permanen mengakhiri peluang kehamilan. Metode KB rasional, didasarkan pada hubungan antara usia ibu dengan tujuan kontrasepsi. Patokannya umur 20-30 tahun tujuan KB adalah untuk menjarangkan kehamilan, kurang 20 tahun menunda kehamilan. Sedangkan di atas 30 tahun mengakhiri peluang kehamilan. Pengenalan ini diperlukan untuk menggambarkan metode kontrasepsi yang tepat dan rasional sesuai kebutuhan dan tujuan.

KB steril perlu mempertimbangkan jumlah anak yang dimiliki pasangan. Pada usia 30 tahun dapat saja dilakukan steril, bilamana jumlah anak cukup dan tidak menginginkan lagi kehamilan kembali secara sukarela. Ada beberapa syarat kontrasepsi steril/ mantap/kontap: sukarela, secara sadar dan kemauan sendiri memilih steril sebagai metode KB, bahagia, perkawinan sah, harmonis, telah dianugerahi sekurangkurangnya dua orang anak yang sehat rohani-jasmani. Bila hanya dua anak, maka anak terkecil paling sedikit berumur sekitar 2-5 tahun. Umur istri paling muda sekitar 25 tahun, dan syarat kesehatan, tidak ada hambatan atau kontraindikasi. Sudah dikonseling dan menandatangani persetujuan tindakan kontap.

Ada berbagai teknik KB steril, bedanya antara lain ada yang saluran telur/tuba fallopi diikat saja tanpa dipotong (metode Madlener). Matode ini secara teori memiliki kegagalan 1 – 3 persen. Ada diikat lalu dipotong (metode Pomeroy), bila disertai penanaman ujung tuba proksimal di rahim (metode Irving), kegagalan 0 – 0,4 persen. Ada pula terlebih dahulu disuntik cairan di sekitar tuba, lalu tuba diikat dan dipotong (metode Uchida), kegagalan 0 persen. Ada juga yang hanya mengikat dan memotong tuba bagian fimbria (metode Kroener), kegagalan 0,19 persen. Bila fimbria di tanam ke l igamentum latum (metode Aldridge). Apa pun metodenya, efek yang diharapkan menghentikan kehamilan sebagai alat kontrasepsi permanen. Sedangkan efek sampingnya sampai saat ini belum ada laporan. Jika yang ditanyakan adalah risikonya, seperti angka kegagalan 0 – 0,1 (paling rendah dibandingkan kontrasepsi lain), karena apa pun metode buatan manusia tentu memiliki kelemahan dan kegagalan. Namun dengan mempertimbangkan manfaat lebih dominan dibanding risiko, layak digunakan, efek kontrasepsi baik, dan kerugiannya tidak reversible/permanen.

Tentang kontak seksual yang tidak mengeluarkan cairan, disertai perih dan tidak pernah terangsang. Kondisi itu perlu ditelusuri penyebabnya. Apakah karena kelainan fisik atau psikis/kejiwaan. Pemeriksaan diri pada ahlinya/seksologi pilihan tepat. Secara normal set iap kali kontak seksual tubuh mengeluarkan pelendiran sebagai pelican. Namun pada wanita menopause tidak terjadi, akibat defisiensi hormon estrogen. Keadaan nyeri saat kontak timbul akibat kurang pelicin. Hal ini wajar terjadi. Berbeda dengan kondisi tidak menopause/masih haid. Organ wanita memiliki dua peran, sebagai peran reproduksi. Untuk meneruskan keturunan, dan seksual, yaitu pemenuhan kebutuhan biologis. Keterkaitan tindakan steril hanya pada peran reproduksi, bukan seksual. Sehingga secara fisik tidak ada hubungan t indakan steril pada fungsi seksual. Namun secara psikologis dapat berdampak, termasuk tidak adanya cairan, perih dan nafsu seksual. Hendaknya di telusuri lebih lanjut apa penyebabnya, sehingga terapi yang diupayakan tepat sasaran.

Dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dokter Obgin RSU Premagana
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa

Tentu saja hal seperti ini jangan dibiarkan berlangsung lama, karena membiarkan masalah seksual berlarut-larut adalah sebuah kesalahan besar. Akan lebih baik sejak keluhan terjadi sudah direncanakan mendapat pemeriksaan. Pastikan penyebab nyeri dan segera melakukan pengobatan. Kasus yang dialami ini, disebut dyspareunia, yang berarti rasa perih, nyeri atau sakit yang muncul saat hubungan seksual . Penyebab rasa nyeri saat hubungan seksual itu secara umum kemungkinan disebabkan tiga hal. Pertama, istri tidak terangsang maksimal karena penyebab tertentu. Misalnya permasalahan psikis atau pikiran. Kedua, istri mengalami hambatan perlendiran atau cairan lubrikasi vagina walaupun sudah terangsang. Ketiga, istri mengalami gangguan atau penyakit pada organ kelaminnya. Untuk memastikan, tentu saja harus diperlukan pemeriksaan. Kemungkinan yang terjadi dalam kasus ini kemungkinan memang akibat psikologi dari pasca tindakan steril. Bisa berupa trauma psikis karena ketakutan tertentu pascatindakan steril, misalnya takut atau persepsi pribadi yang menganggap kalau sudah disteril berarti perempuan sudah tidak lagi berdaya. Atau tidak baik memaksakan diri berhubungan seksual. Pernah ada kasus menyebutkan seorang perempuan tidak berani melakukan hubungan seksual karena takut hubungan seksual yang dilakukan dapat merusak hasil tindakan steril yang sudah dilakukan.

Nyeri di daerah vagina juga bisa muncul saat cairan lubrikasi tidak maksimal keluar. Cairan lubrikasi ini hanya akan keluar jika perempuan terangsang maksimal, tetapi jika sedang stres atau tegang, cairan itu tidak akan keluar. Rasa nyeri seharusnya tidak muncul saat melakukan seks jika perempuan sudah siap dan terangsang. Nyeri saat berhubungan seksual juga bisa dicegah jika laki-laki tidak tergesa-gesa melakukan penetrasi. Sebaiknya atur posisi dengan baik. Lebih baik lagi jika perempuan yang mengarahkan. Jika laki-laki terlalu tergesa-gesa melakukan penetrasi sedangkan perempuan belum siap, maka bisa terjadi lecet dan perlukaan di dinding vagina. Untuk menghindari rasa nyeri saat berhubungan seksual, sebaiknya kedua belah pihak saling mengerti. Laki-laki jangan tergesagesa dan perempuan sebaiknya mempersiapkan diri. Jangan lupa lakukan foreplay (pemanasan) yang maksimal mulai dari yang paling ringan seperti memeluk, mencium, meraba, memijat dan sebagainya. Tetapi yang benar perlu diperhatikan memastikan kembali penyebab nyeri itu. Apakah trauma psikologis atau ada masalah fisik lainnya. Ini yang perlu diperiksakan yang bisa dimaksimalkan sebelum melakukan pemeriksaan baiknya libatkan pasangan untuk tetap berkomunikasi dan saling memahami permasalahan bersama. Masing-masing harus memiliki visi yang sama, berniat positif memeriksakan diri untuk mengatasi masalah ini. Jangan pernah berlama-lama membiarkan perempuan tidak menikmati hubungan seksualnya, hingga akhirnya tidak mendapatkan orgasmenya. Perempuan yang tidak mencapai orgasme seringkali memunculkan akibat dan pengaruh negatif ke psikisnya. Seperti menjadi sering marah, cemas atau gangguan tidur. Komunikasi dengan pasangan, khususnya komunikasi seksual, merupakan faktor penting agar hubungan seksual berlangsung harmonis. Ini berarti dapat dinikmati kedua pihak baik perempuan dan laki-laki. Komunikasi seksual yang baik sebenarnya merupakan stimulus awal sekaligus rangsangan yang sifatnya psikis sebelum hubungan seksual berlangsung. Saat diperlukan melakukan konseling khusus dan sex therapy, maka sangat perlu melibatkan kedua pasangan. Sesungguhnya, sekali lagi, permasalahan seksual pada satu pihak tidak pernah terlepas dan teratasi tanpa melibatkan pasangannya.

dr. Made Oka Negara, FIAS.
Staf Akademik Bagian Andrologi dan Seksologi FK Udayana

Jawaban No. 2

Hubungan jarak jauh memang tidak mudah. Butuh kepercayaan, kejujuran dan kesetiaan buat menjalaninya. Satu lagi, kehidupan seksual juga harus tetap bisa berjalan dengan baik. Jika hubungan seksual tidak terpenuhi dengan baik, seringkali menjadi penyebab rusaknya sebuah hubungan. Seringkali terjadi pasangan sedang hangat-hangatnya menjalankan kehidupan seksualnya, terpaksa dipisah jarak jauh oleh suatu keadaan. Tetapi, bukan berarti karena tidak sedang dekat pasangan malah menjadikan aktivitas seksual dan romantisme menjadi padam. Memang perlu sikap cerdas menyiasatinya. Perlu diyakini, kehidupan seks yang baik bukan hanya milik pasangan yang senantiasa bersama dan dekat secara fisik. Itu hal yang keliru. Seringkali saat dorongan seksual tak tertahankan, sementara secara fisik badan tidak bertemu, bisa lebih kreatif menyalurkannya lewat fasilitas lain. Yang paling populer dan sering digunakan lewat telepon seks (phone sex).

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk saling melepaskan ketegangan seksual setelah melewati pemanasan yang menggairahkan saat melakukan phone sex. Cara seperti ini dengan saling memuaskan diri sendiri atau bermasturbasi satu sama lain selama masih tersambung di telepon. Eksplorasi gairah dan keinginan seksual dapat tetap dilakukan via telepon, termasuk berfantasi apa saja. Walau tidak saling melihat, sesungguhnya dengan saling mendengarkan suara mesra pun sesungguhnya memiliki sensasi kesenangan tersendiri. Fantasi yang dikreasi tersebut bisa membangkitkan gairah seksual. Sehingga tanpa penetrasi pun, akhirnya secara bersama, lewat masturbasi, bisa meraih orgasme bersama.

Masturbasi itu sendiri adalah aktivitas menggosok-gosokkan kelamin sendiri untuk mendapatkan kepuasan seksual. Sesungguhnya masturbasi sudah sangat umum dilakukan anak muda. Baik pada lakilaki maupun perempuan. Laki-laki hampir keseluruhan pernah melakukannya, sedangkan pada perempuan masih dalam jumlah lebih sedikit dibanding laki-laki, misalnya meraba kelamin, menggesek-gesekkan kelamin dengan benda tertentu atau memasukkan benda tertentu ke dalam vagina. Di zaman yang semakin terbuka, di mana saatnya semua i tu bisa didiskusikan dengan ilmiah dan masuk akal, membicarakan seks seharusnya tidak lagi dipandang sebagai sebuah tabu. Karena aktivitas masturbasi sebenarnya bukanlah sebuah dosa dan berefek buruk. Alasannya secara medis tidak ada akibat buruk yang ditimbulkannya selama tidak menggunakan alat bantu yang kotor dan dilakukan terlalu sering. Menggunakan alat bantu kotor, atau bisa juga jika tangan masih dalam keadaan kotor, dapat mengakibatkan infeksi. Sementara jika dilakukan sering kali dan berlebihan, terutama di usia masih muda berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Aktivitas masturbasi bisa dilakukan sebagai pilihan lebih aman untuk menyalurkan dorongan seksual yang tidak berisiko dibandingkan mesti melakukan hubungan seksual yang nantinya bisa tertular infeksi menular seksual termasuk juga HIV. Jadi masturbasi adalah pilihan aktivitas seksual yang dapat dipilih untuk memaksimalkan aktivitas seksual jarak jauh. Ini merupakan penyaluran dorongan seksual sehat, dibanding mesti mencari pekerja seksual dan akhirnya berisiko tertular infeksi menular seksual.

Jadi, telepon seks pun bisa dijadikan agenda sehat untuk aktivitas seksual. Asalkan dilakukan dengan pasangan yang sah dan di waktu yang tepat serta disepakati bersama. Ketika dalam kondisi tidak dalam satu tempat bersama, bisa tetap menikmati romantisme dengan pasangannya. Lewat telepon seks, tetap bisa membicarakan apapun seputar seks yang sehat bersama pasangan.

dr. Made Oka Negara, FIAS.
Staf Akademik Bagian Andrologi dan Seksologi FK Udayana