Rubrik Konsultasi-Menopause
September 5, 2015
Rubrik Konsultasi-Psikosomatik
September 5, 2015

Pencegahan Penyakit Jantung & Stroke

Pertanyaan :

Akhir-akhir ini saya sering merasakan sakit kepala, sesak di dada kiri, kadang timbul nyeri, tangan kesemutan dan lemah. Saya menderita tekanan darah dan kolesterol tinggi sejak lama. Apakah ini gejala penyakit stroke atau jantung. Pemeriksaan apa yang harus saya lakukan dan dimana saya bisa mendapatkan pemeriksaan khusus untuk memastikan kondisi bebas dari risiko-risiko penyakit tersebut?

Tn. A, 56 Thn, Denpasar

0812375xxxxx

Jawaban :

Bapak yang terhormat, dari data yang ada saya mencoba menganalisa beberapa kemungkinan, diantaranya yang paling mungkin akibat dua riwayat gangguan sebelumnya, yaitu : tekanan darah dan kolesterol tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan peredaran darah/sirkulasi, karena pembuluh darah akan mengalami kekakuan dan/atau penyempitan, serta terjadi peningkatan kekentalan darah (viskositas) yang potensial menimbulkan gangguan pada beberapa organ target, seperti : otak (stroke), jantung (serangan jantung), pembuluh darah tepi (kesemutan).

Menegakkan dugaan atau diagnosa diperlukan serangkaian pemeriksaan, mulai pemeriksaan fisik, maupun penunjang, seperti : rekam jantung (elektrokardiografi), rontgen dada, laboratorium termasuk enzim jantung. Umumnya pemeriksaan ini tersedia di rumah sakit daerah dan swasta terkemuka yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Bila perlu dikonsulkan ke spesialis lain, seperti : spesialis jantung atau saraf.

Penanganan tergantung pada kesimpulan akhir pemeriksaan, dan akan lebih sempurna bila dilakukan oleh tim terpadu  (dokter, perawat, laboratorium, farmasi, diet, dll). Tidak setiap nyeri dada adalah penyakit jantung, karena terdapat beberapa organ penting lainnya di rongga dada, seperti: paru-paru, saluran nafas, saluran cerna bagian atas, otot, tulang dan saraf. Semakin cepat memeriksakan diri ke dokter, semakin cepat penyakitnya dapat ditangani dan dicegah agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat.

Dr. Made Rama Putra, Sp.PD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Penyakit stroke merupakan gangguan pembuluh darah otak gejalanya bervariasi sesuai daerah otak yang terkena. Gejala klasik berupa kelemahan separuh tubuh, bibir mencong, suara pelo, dan gejala lainnya, seperti : kesemutan, nyeri kepala, pusing berputar (vertigo), ketidakseimbangan ketika berjalan, buta mendadak, pandangan ganda, perubahan tingkah laku, kejang, bahkan penurunan kesadaran.

Semakin bertambah usia risiko stroke semakin meningkat. Kejadian stroke pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Usia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko yang tidak bisa diubah.

Untuk itu, harus lebih fokus pada faktor risiko yang dapat diubah, seperti: tekanan darah tinggi, merokok, kencing manis, kolesterol, penyakit jantung, diet/nutrisi yang buruk, kurang aktivitas fisik, kegemukan (obesitas), migren, maupun konsumsi alkohol berlebihan. Dengan mengetahui, menjaga, dan menangani faktor-faktor di atas risiko stroke dapat dikurangi.

Penanganan faktor risiko stroke tidak hanya dengan obat-obatan, juga gaya hidup sehat memiliki peranan penting. Stroke bukanlah satu-satunya penyakit yang menimbulkan gejala di atas, diperlukan wawancara dan pemeriksaan fisik lebih lanjut ke dokter.

Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti:  laboratorium maupun imaging sesuai dengan indikasi. Time is brain; semakin cepat stroke diketahui, semakin cepat dan tepat penanganannya, maka hasilnyapun diharapkan akan lebih baik. Meski serangan stroke terjadi mendadak, namun proses yang mendasarinya sering kali merupakan timbunan dari faktor risiko stroke yang telah terjadi bertahun-tahun.

Mengingat stroke adalah penyebab kematian no. 3 dan kecacatan no. 1 di dunia, maka jauh lebih baik mencegah daripada mengobati. Ibarat sebuah pintu, kita bisa membuka atau menutup rapat-rapat agar stroke tidak masuk ke dalam kehidupan kita. Pilihan ada di tangan kita. Be healthy, be happy!

Dr. Deddy Andaka, M.Biomed., Sp.S

Dokter Spesialis Penyakit Saraf, Magister Biomedis

Memilih makanan yang sehat dapat membantu mengontrol tekanan darah dan berat badan sehingga dapat mencegah seseorang menderita stroke. Pastikan setidaknya setengah dari menu harian anda berasal dari biji-bijian.

Pilih sayuran hijau gelap dan orange, dan makanlah berbagai buah segar. Sebaiknya ambil sebagian besar sumber lemak dari ikan dan kacang-kacangan. Batasi sumber lemak dari mentega, margarin atau lemak hewan. Pilih makanan dengan susu rendah lemak atau bebas lemak, atau berbagai makanan kaya kalsium lainnya setiap hari.

Variasikan jenis makanan sehingga mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan setiap hari. Perbanyak buah dan sayuran. Mulailah membaca label makanan dengan teliti. Ketika memilih makanan untuk mengurangi resiko stroke, fokuskan pada informasi kalori, total lemak, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, garam atau sodium, dan serat.

Penderita stroke biasanya akan mengalami penurunan selera makan, gangguan menelan atau kelemahan anggota gerak yang berdampak pada keterbatasan dalam mengkonsumsi makanan. Berikut ini adalah tips untuk memudahkan pasien stroke untuk makan :

  1. Pilih makanan dengan rasa lebih kuat, seperti: ikan panggang, buah jeruk, tambahkan rempah-rempah untuk meningkatkan rasa pada makanan serta dapat berfungsi sebagai pengganti garam.
  2. Pilih makanan yang berwarna-warni, karena visual dapat meningkatkan selera makan, seperti: ikan salmon, wortel, pisang, dan sayuran dan buah berwarna lainnya.
  3. Potong makanan menjadi kecil-kecil agar mudah dikunyah.
  4. Pilih makanan tekstur lembut, padat nutrisi, seperti: yoghurt, pisang, sereal, sup rendah garam.

Dr. Agust I Wayan Harimawan, MPH, Sp.GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Magister Kesehatan

Sakit kepala, nyeri dada merupakan keluhan yang umum, sebaiknya konsultasikan ke dokter tentang keluhan tersebut, dan lakukan pemeriksaan laboratorium bila diperlukan. Kolesterol tinggi bukan satu-satunya penyebab penyakit jantung/stroke, namun salah satu faktor risiko penyakit. Faktanya 1 dari 3 kasus serangan jantung terjadi dengan kadar kolesterol normal.

Kadar kolesterol konvensional (Kolesterol Total, LDL, HDL, Trigliserida) tetap diperlukan, namun ada pemeriksaan lain yang dapat melengkapi penilaian risiko penyakit jantung/stroke yaitu : pemeriksaan Apo B dan hs-CRP. Pemeriksaan Apo B dapat mengetahui risiko penyakit jantung, semakin tinggi kadar Apo B, maka semakin tinggi risiko penyumbatan pembuluh darah.

Peningkatan kadar hs-CRP mengindikasikan terjadinya penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah (ateroklerosis). Hipertensi sebagai salah satu faktor risiko gangguan fisiologis pembuluh darah oleh aterosklerosis dapat mengakibatkan stroke.

Prodia menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium sebagai upaya preventif risiko penyakit jantung/stroke, walaupun tanpa disertai keluhan, meliputi : panel risiko penyakit jantung koroner/PJK (Kolesterol Lengkap, Apo B, hs-CRP), dan Stroke (dilengkapi pemeriksaan fibrinogen untuk melihat kekentalan darah sebagai faktor risiko penyumbatan pembuluh darah dan stroke).

Pemeriksaan penunjang (non-lab), seperti : tensi, EKG, treadmill, rontgen dan USG untuk mengetahui risiko PJK. Selama bulan September 2014, Laboratorium Prodia memberikan keringanan biaya sebesar 20% untuk pemeriksaan Apo B dan hs-CRP.

Antonius Erbano, S.Si., Apt

Branch Manager Prodia Clinical Laboratory Bali

1