Pertanyaan :
Anak saya demam sudah lima hari. Kemudian saya periksakan ke dokter dan dokter menyarankan periksa darah. Dari hasil pemeriksaan lab, dokter mengatakan trombosit masih normal dan diberikan obat serta disarankan besoknya periksa darah kembali. Yang ingin saya tanyakan apakah anak saya terkena demam berdarah?. Oh ya dok, anak saya berusia 2,5 tahun dan kami baru saja pindah rumah sebulan lalu. Terima kasih.
Ibu Sita di Malang
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu Sita kirimkan ke Redaksi Bali Post. Sebelum kita membahas tentang demam berdarah ada baiknya kita berbicara tentang demam. Anak dikatakan mengalami demam jika suhu tubuh anak lebih dari sama dengan 38 derajat Celcius. Sedangkan suhu tubuh normal anak berkisar antara 36,5 – 37,5 derajat Celsius. Sangat perlu mengetahui lama dan sifat demam, apakah ada tandatanda ruam kemerahan pada kulit, apakah ada keluhan saat kencing atau menelan, atau keluhan pada telinga. Kemudian apakah tinggal di sekitar wilayah yang endemis malaria atau malah sedang terjadi wabah demam berdarah. Jika data tersebut lengkap baru kemudian dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah ada kelainan-kelainan pada fisik seorang anak yang menyebabkan munculnya demam seperti adanya luka atau bisul, atau kemerahan pada tenggorokan atau telinga. Apakah ada bercak-bercak kemerahan pada kulit, dsb. Jika diperlukan maka akan dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah dan rontgen dada. Kembali ke kasus anak Ibu Sita, kecurigaan terhadap penyakit demam berdarah pada demam hari keempat sah-sah saja, namun harus memenuhi beberapa criteria seperti adanya demam tinggi mendadak 2-7 hari terusmenerus tanpa sebab jelas. Adanya perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah atau bercak-bercak bawah kulit (ptechie) atau malah berak darah. Bisa didapatkan pembesaran hati. Pada kondisi yang berat dapat terjadi nadi lemah, tekanan darah turun, kaki dan tangan dingin. Bahkan bisa tidak sadar.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit menurun dan kekentalan darah meningkat. Ada juga disebut sebagai tanda bahaya untuk demam berdarah berupa panas turun pada hari ketiga sampai hari kelima. Penurunan panas itu disertai penurunan kondisi seperti lemah, muntah, nyeri perut, napas yang cepat, gelisah dan adanya tanda perdarahan. Perlu diingat tidak semua anak demam berdarah harus dirawat di rumah sakit. Ada syarat-syarat kapan sebaiknya anak dengan demam berdarah dirawat. Perlu diketahui jika demam berdarah di Indonesia terbanyak ini disebabkan oleh virus dengue, yang dibawa nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini sangat suka menggigit di pagi hari dan di sore hari (sebelum senja tiba). Jika digigit oleh jenis nyamuk ini maka keluhan baru akan muncul sekitar 4-10 hari (maksimal 12 hari) dan menimbulkan gejala seperti orang terkena flu. Pengobatan pada infeksi oleh virus dengue bersifat simptomatis atau sesuai gejala/keluhan yang muncul. Jika anak demam maka akan diberikan obat penurun demam. Jika muntah maka diberikan obat antimuntah begitu, dsb. Tidak ada pengobatan khusus terhadap infensi virus dengue ini (vaksinasinya masih dalam tahap pengembangan) dan virus ini bisa mengenai siapa saja mulai dari bayi hingga dewasa tua. Mengingat banyaknya penyakit yang memiliki gejala mirip demam berdarah (infeksi virus dengue), maka saran saya sebaiknya Ibu Sita kontrol kembali dan mengikuti saran dari dokter. Dokter akan senang hati membantu memberikan penjelasan. Semoga bermanfaat.
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A.
Endokrin Anak dan Remaja Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Saya menambahkan, untuk demam berdarah dengue/DBD. Jika terjadi pada kehamilan, apa ada pengaruhnya bagi ibu dan janin?. Begini ibu, seperti yang kita ketahui masa-masa kehamilan adalah masa penuh kewaspadaan, baik bagi bayi maupun ibunya. Berbagai perubahan fisiologi/normal selama kehamilan seringkali menjadikan penegakan diagnosis demam berdarah itu menjadi relatif terlambat. Masalahnya, manifestasi klinisnya tidak spesifik.Beberapa keluhan dialami pasien serupa dengan gejala umum yang dialami wanita hamil. Seperti mual, muntah, pusing, sakit kepala, nyeri ulu hati sehingga “kadangkala” terabaikan, terkecuali jika telah dilakukan pemeriksaan fisik dan cek penunjang. Ada kecendrungan muncul panas badan, bintik-bintik perdarahan kulit/petekie (rumple leede test positif). Pemeriksaan penunjang seperti NS1, tes serologi antibodi terhadap dengue/IgM dan IGG, dan penurunan kadar trombosit, menjadi penting. Kewaspasdaan terhadap manifestasi klinik dan laboratorium DBD sangatlah penting, apalagi pada ibu hamil. Jika terjangkit karena adanya transmisi vertikal ibu ke janin, maka akan mengakibatkan bayi yang baru lahir mudah menderita demam berdarah dengue atau sindrom shock dengue. Transmisi vertical ini terjadi karena keadaan neonatal dengue, di mana ada kebocoran plasma yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan barrier plasenta. Konsekuensinya dapat timbul DBD pada ibu hamil. Bisa juga seperti hematom retroplesenta, perdarahan selama kehamilan, kelahiran prematur. Malah pada janin dapat terjadi kematian dalam rahim, keguguran, gawat janin akut selama persalinan, transmisi penyakit ibu ke janin, dan kematian neonatus. Betapa pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai keluhan yang menyerupainya. Apalagi terjadi pada saat kehamilan. Filosofi mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah solusi terbaik. Namun jika sudah terjangkit, perlu penanganan lebih lanjut. Jika terjadi selama kehamilan tatalaksananya, seperti tirah baring, diet lunak dengan minum 1,5-2 liter/24 jam, terapi obat-obatan penghilang gejala seperti parasetamol jika demam, glukokortikoid jika trombosit turun (belum bermakna), antibiotic terbukti ada infeksi sekunder dalam kondisi ini diperlukan transfusi trombosit. Hal itu jika kurang dari 20.000/mm3 atau bila terjadi perdarahan spontan. Pemantauan kehamilan juga diperlukan, selain itu pengawasan tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, cek hemoglobin, dan hematokrit. Di samping itu, pemeriksaan denyut jantung janin. Penanganan pada kehamilan cukup bulan lalu mengalami DBD. Sama seperti antepartum. Rute persalinan normal lebih dipilih daripada caesar. Jika mengharuskan dilakukan operasi caesar diperlukan konsentrat trombosit preoperatif, selama setelah operasi. Persiapan operasi memerlukan konsultasi tim bius, anak, ahli jantung. Jadi kewaspadaan diperlukan dalam penanganan agar tindakan yang diberikan maksimal dan optimal. Betapa penting memahami keluhan ibu. Lakukan konsultasi bila ditemukan manifestasi klinis tersebut. Terima Kasih.
dr. I Gusti Ngurah MadeBayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dosen Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Dokter Obgin RSU Premagana & RSIA Puri Bunda