Bincang Bincang Medis Highscope
October 26, 2015
Pencegahan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
October 28, 2015

Peluang Kehamilan pada Gangguan Saluran Reproduksi

Pregnant woman holding a pinwheel

Pertanyaan :

Dokter, bisa gak wanita hamil secara normal, jika mengalami penyempitan (non paten tuba kiri kanan). Terima kasih.

De Mayasa, Payangan
08573726xxxx

Jawaban :

Apa yang ditanyakan menarik untuk disimak, bahwa sesungguhnya kehamilan itu adalah sebuah proses yang alamiah, namun oleh karena berbagai sebab dapat menjadi sesuatu yang harus di-”rekayasa” untuk mendapatkannya. Proses kehamilan membutuhkan kondisi organ reproduksi seluruhnya dalam keadaan normal, baik secara bentuk/anatomi maupun fungsinya/fisiologi. Dalam kondisi normal saja masih mungkin terjadi kegagalan kehamilan, apalagi dalam kondisi tidak normal. Organ reproduksi dibedakan atas organ reproduksi pria dan wanita. Masa ideal untuk terjadinya kehamilan yang sehat di usia reproduksi normal, 20-30 tahun. Hal ini bukan berarti di luar usia tersebut ada larangan untuk hamil, karena kondisi hamil adalah hak reproduksi setiap pasangan, namun dokter memiliki kewajiban untuk menerangkan faktor-faktor risiko yang mungkin timbul seandainya terjadi kehamilan di luar masa hamil normal, pasangan jualah yang menentukan kesanggupan menjalani kehamilannya.

Sebuah proses kehamilan memerlukan kondisi kedua organ reproduksi, baik pria maupun wanita dalam kondisi sehat/normal. Mengenali adanya gangguan atau kelainan pada pasangan (pria dan wanita) tentunya dengan melakukan pemeriksaan, karena penentu kesanggupan hamil ada pada pasangan (pria dan wanita) yang tidak mungkin diperankan hanya oleh pria atau wanita saja. Pemeriksaan pertama wajib dilakukan pada pria, berupa analisis sperma, karena di samping lebih mudah, murah, hasilnya pun cepat. Jika hasilnya normal tinggal melakukan pemeriksaan pada pasangannya/wanita. Permasalahan pada wanita umumnya lebih kompleks, kemungkinan organ yang terlibat banyak, dan biaya pemeriksaan yang relatif lebih mahal, sehingga prioritas utama sebelum dilakukan pemeriksaan yang lebih komprehensif pada wanita adalah memastikan ada tidaknya gangguan sperma pada pria. Menjawab pertanyaan di atas apakah mungkin penyempitan/non paten tuba kiri dan kanan bisa hamil normal? Kemungkinan yang dimaksud bukan penyempitan, akan tetapi penyumbatan tuba kiri dan kanan, tentu hasil ini bisa didapatkan dari pemeriksaan HSG/Histerosalpingografi walaupun kurang akurat dibandingkan dengan laparoskopi diagnostik yang hasilnya lebih akurat.

Makin meningkatnya penyakit akibat hubungan seksual, pemeriksaan tuba menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormonal dan masa subur merupakan penyebab tersering dari kesulitan hamil. Penyebab penyumbatan tuba yang lain, seperti infeksi/radang panggul apalagi ada riwayat infeksi menular seksual (IMS), beberapa bakteri dapat masuk ke tuba dan mengganggunya, seperti kuman e.coli, gonorrhea/GO, dll. serta berbagai penyakit sistemik pada wanita, seperti kencing manis/DM, endometriosis, tuberkulosis/TBC.

Kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan sel telur dan sel sperma di saluran telur (tuba bagian ampulla) disebut pembuahan, saat itulah terjadi kehidupan. Nah, bila penyumbatan terjadi pada tuba, maka kesempatan sel sperma ‘’menemui’’, dan bertemu dengan sel telur tidak mungkin dapat terjadi secara alamiah/normal. Perjalanan sperma menuju sel telur disaluran telur membutuhkan kondisi sperma yang normal, secara kuantitas maupun kualitas, baik dari sisi jumlah, konsentrasi, bentuk, kecepatan pergerakan, kemungkinan hidup, dll. di samping normal secara anatomi/bentuk (organ pasangan/wanita mulai dari vagina, mulut rahim, rahim, saluran telur, indung telur) juga harus normal secara fungsi, di mana sel telur mampu lepas dari indung telur di masa subur dan adanya sperma normal. Hambatan juga dapat diperankan oleh berbagai penyakit, baik pada pria atau wanita, seperti pada pria, sering dijumpai gangguan sperma akibat penyakit varicocele, atau kerusakan sel sperma oleh faktor risiko rokok, alkohol, aktivitas ekstrem yang membuat peningkatan suhu pada kantung sakar, seperti pada pekerja di ruang mesin, pesepeda, maupun petugas terkait risiko radiasi-ahli rontgen dan berbagai penyakit lain terkait organ reproduksi tersebut, sedangkan pada wanita sering dijumpai gangguan pola haid/amenorrhea/abnormal uterine bleeding/AUB, gangguan masa subur, penyakit kista, tumor jinak rahim/ mioma, termasuk pembuntuan/ penyumbatan saluran telur (non paten tuba), seperti : oleh darah (hematosalping), atau cairan (hidrosalping), juga berbagai pengaruh lain, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal, dan penyakit-penyakit sistemik di atas.

Betapa beragamnya masalah yang bisa timbul pada organ reproduksi wanita sehingga menjadikan peluang kehamilan terhambat. Solusi pada kasus yang dialami ini adalah program hamil dengan menggunakan teknologi kehamilan berbantu (bayi tabung) karena peluang kehamilan secara normal/alamiah tidak memenuhi syarat, yaitu seluruh organ reproduksi pria wanita harus normal. Non paten tuba kiri-kanan mengisyaratkan ketidaknormalan organ reproduksi. Kesempatan pasangan untuk menjadi hamil, baik secara alamiah maupun menggunakan teknologi kehamilan berbantu berkisar 30-35%, namun tetap tidak ada jaminan/ garansi pasti hamil. Dokter tetap akan melakukan tugasnya dengan upaya maksimal, innspaining verbentennis, bukan pada hasil. Peluang kehamilan akan makin tinggi jika makin cepat dilakukan pemrograman kehamilan (work up infertile), karena kemampuan hamil sangat ditentukan oleh cadangan sel telur yang ada pada wanita walaupun sperma normal, bila cadangan telur habis/menopause atau hamil di usia lebih dari 35 tahun di samping berisiko kecacatan oleh kualitas sel telur buruk juga akan sulit terjadi peluang kehamilan. Sel telur tidak diproduksi oleh tubuh wanita, ia ada sejak dalam kandungan di usia 20 minggu janin mempunyai 6-7 juta sel telur, 2 juta saat lahir, dan sisa 300-500 ribu saat haid pertama kali dan sangat sedikit di masa menopause, artinya persediaan akan berkurang seiring usia wanita.

Sebaiknya segeralah melakukan upaya-upaya mendapatkan kehamilan jika menghendakinya. Secara teoretis makin awal melakukan terapi kemandulan makin mungkin terjadi peluang kehamilan. Mengingat berbagai penyakit dapat mengakibatkan penyumbatan saluran telur/non paten tuba (kiri dan atau kanan) mulai dari hal sepele, keputihan yang tak tertangani dengan baik yang dapat menimbulkan infeksi organ reproduksi sampai kerusakan tuba oleh berbagai sebab dan faktor risiko, seperti : riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang, bergonta-ganti pasangan seksual, penyakit TBC, perokok aktif-pasif-tertier, pecandu alkohol, dll.

Betapa pentingnya peran kesehatan organ reproduksi memperbesar peluang mendapatkan kehamilan yang sehat, baik ibu maupun bayi. Memeriksakan organ reproduksi baik pria maupun wanita menjadi hal yang diperlukan untuk memastikan kemungkinan berbagai sumber kesulitan mendapatkan kehamilan, seperti analisis sperma, siklus haid abnormal memerlukan pemeriksaan hormonal (prolaktin, progesteron, estrogen, LH, dan lain-lain) dapat dilakukan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan reproduksi, dan laboratorium kesehatan terdekat. Mengobati penyebab kesulitan hamil menjadi prioritas tidak hanya terapi gejalanya saja. Pastikan bahwa organ reproduksi terjaga kesehatannya, karena peluang kehamilan alamiah ditentukan oleh perilaku terhadap organ reproduksi itu sendiri. Hanya dengan menjaganya, melalui upaya promotif; mengupayakan peningkatan pengetahuan reproduksi, promotif/preventif; pencegahan penyakit, kuratif; mengobati jika sudah terjadi penyakit, dan rehabilitasi menyokong pemeliharaan kesehatan. Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.
dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp.OG., M.M., C.Ht.
Dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan RSU Premagana
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa